Dear Readers, Slamat malam. Apa kabar hari ini? :)
Maafkan ya, jadi gak konsisten gini, padahal niatnya pengen 1 tulisan per hari, tapi malah udah 2 hari ni blog ditinggal. Hhe. *jedotin kepala ke meja*
Karena lagi bener-bener bosen hari ini, ga tau kenapa pokonya ngerasa BOSEN aja. Haha. Lebih baik melakukan kegiatan positif contohnya memposting tulisan ini. Yah beginilah kali ya kalo udah "pasca" sarjana. Maksudnya, yaa pasca sarjana... bukan kuliah pasca sarjana lhoh.. tapi ya pasca sarjana... alias setelah lulus, diwisuda, jadi sarjana dan belum ngapa-ngapain, belum dapet kerja, maupun belum dapet beasiswa buat lanjutin kuliah, dan belum nemu kegiatan-kegiatan baru, jadilah hari ini saya benar-benar merasakan kebosanan yang tiada tiara. Arrrggghhhh bosan!
Trus? sehabis lulus *hmm enaknya kita ganti pasca sarjana aja kali ya biar kece*. :ulang: Trus pasca sarjana enaknya ngapain? Dan pasti ini pula pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul baik dari pihak keluarga maupun rekan-rekan sejawat atau orang yang cuma numpang lewat, ketika kita telah bergelar sarjana. Dan biasanya, yang ditanya cuma senyam senyum gak jelas ^^,
Soalnya emang jarang sih saya nemu orang yang ketika ditanya, "habis lulus mau ngapain? kerja? atau lanjut?" jaraaang banget yang bisa langsung jawab dengan sigap. Entah mereka 'malu' buat bilang keinginan mereka setelah lulus, atau mereka emang sengaja menyembunyikan keinginannya karena takut tersaingi, atau memang begini cerminan pemuda indonesia yang sebagian besar 'madesu'? (madesu: masadepansuram). Ah, saya juga tidak tau, karena toh saya ketika ditanya cuma bisa senyam senyum.
Baiklah, kembali lagi ke topik. Baiknya pasca sarjana ngapain sih? Biasanya emang pada galau milih antara kerja atau lanjut s2. Termasuk saya yang juga sedang galau. Hhe. Anyway, buat nentuin baiknya kerja atau kuliah lagi itu sebenarnya sangat tergantung pada diri kita masing-masing. Tergantung passion kita, tujuan dan cita-cita kita, dan faktor keluarga juga. Asal jangan 'cuma ikut-ikutan teman' karena kalo kita 'cuma ikut-ikutan' dan gak tau sebenernya yang kita inginkan, nanti bakalan nyesel lhoh. Dijamin!
Kenali dirimu!
Passion, Tujuan, Cita-cita.
Saya tau dan sangat mengerti kalo sebagian teman-teman sarjana masih belum tau passionnya dimana. Intinya untuk mengetahui sebenernya kita ini pengen ngapain, bertanya dan bercerminlah, lalu jujurlah pada dirimu sendiri. Kalo emang passionnya di karir, yaudah bekerja, ikuti step-stepnya. Tapi kalo passionnya pengen jadi akademisi, yaudah kuliah lagi, persiapkan juga diri sebaik mungkin. Passion itu apa yang menjadi keinginan terbesar di dalam diri kita. Ini tanpa harus mempertimbangkan orang lain dan lingkungan dulu lhoh yaa. Ntar kalo udah mempertimbangkan sana-sini udah lain lagi itu ceritanya. Yang jelas, pertama kita harus tau dulu passion kita seperti apa baru bisa menentukan langkah selanjutnya. Right?
Faktor Eksternal
Misalnya, tuntutan keluarga. Ada yang orang tua menginginkan anaknya untuk tetap melanjutkan jenjang pendidikannya, dan ada pula orang tua yang menginginkan anaknya setelah lulus ya langsung bekerja. Bagi temen-temen yang orang tuanya nyuruh lanjutin kuliah lagi, kalian harus bersyukur, karena jarang-jarang lho orang tua yang begitu, apalagi disupport dengan biaya dari orang tua, duh, betapa beruntungnya kalian. Dan bagi yang orang tuanya menginginkan anaknya untuk bekerja, kalian juga jangan merasa berkecil hati, apa lagi bagi laki-laki, justru kalian juga harus bersyukur. Ataupun ada orang-orang yang dengan kondisinya memang harus bekerja, misalnya dia sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga, itu artinya kalian memang harus bekerja, karena sekaranglah saatnya untuk membalas kebaikan orang tua kita, walaupun kebaikan-kebaikan itu takkan pernah mampu membalas kebaikan orang tua.
Intinya, faktor eksternal juga merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Misal, passionnya bekerja dan faktor eksternal juga mendukung, itu akan sangat baik sekali untuk perkembangan karir kita kedepannya, Pun juga jika passion kita adalah untuk kuliah lagi, dan orang tua mendukung bahkan dengan beasiswa dari mereka, itu akan sangat baik juga untuk kita dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Trus, bagaimana kalau passion tidak didukung oleh faktor eksternal? Hmmm, disini kita tidak boleh menganggap, orang tua atau tuntutan keluarga itu sebagai penghalang untuk masa depan kita. Kalau sekiranya masih bisa dikompromikan dengan orang tua tentunya akan lebih baik, misalnya alasan-alasan kita kemukakan secara jelas tanpa menyinggung perasaan mereka. Akan tetapi, kalau memang masih sulit, ya kalian bisa berpikir sendiri pastinya, mana yang lebih baik untuk kehidupan kedepannya. Yang penting, jangan terlalu memaksakan kehendak kepada orang tua kita dan jangan pula egois terhadap pilihan kita sendiri. Dalam hal ini sikap bijaksana memang diperlukan. So be wise ya readers :)
Atau bisa jadi kita bekerja sambil kuliah, why not?
Kalau saya pribadi, saat ini memang masih berada dalam kebingungan, gak ada tuntutan apa-apa memang kalau dari orang tua, tapi saya pinginnya kuliah lagi, dengan catatan dapet beasiswa keluar negeri. Hhe. Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk bekerja terlebih dahulu. Saya mah menunggu keputusan terbaik dari Allah saja sambil terus mengikhtiarkan keduanya. Kalau Allah bilang saya harus kerja dulu, ya gak masalah, sambil kerja juga masih bisa mencari beasiswa. Dan kalau Allah bilang, saya kuliah dulu, ya saya sangat senang sekali. Hehehe. Intinya, kita harus pandai-pandai bersyukur. Apapun yang dipilihkan untuk kita. Dan kita manfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya. Oke?!
Udah ya, segitu aja dulu curhatan saya, hha, *malah jadi curhat* semoga bermanfaat. Good night :)