Kamis, 26 September 2013

1# Quote

Instead of spending money to go to the doctor, it's better to go traveling regularly to have healthy body and mind. (anonim)

Selasa, 24 September 2013

Trauma - Phobia Suntik dan Darah

Dibeberapa postingan sebelum ini sudah sering saya kemukakan bahwa saya ini adalah manusia yang paling takut disuntik dan melihat darah. Mungkin hal ini bisa dikatakan phobia, yah walaupun saya pikir tidak ada orang yang mau atau senang disuntik bukan? tapi tetap saja menurut saya ketakutan saya ketika disuntik mencapai level yang sedikit tidak wajar, begitu juga ketika melihat darah dan sejenisnya.

Sedikit cerita satu diantara sekian banyak pengalaman saya mengenai phobia darah yaitu ketika dahulu teman satu kost saya mengalami kecelakaan. Saya memang tidak mengetahuinya sesaat setelah dia mengalami kecelakaan karena seharian berada dikampus. Saya baru mengetahuinya ketika malam hari pulang ke kost, kemudian saya bertanya perihal kecelakaan yang dia alami dan dia pun menceritakan kejadian demi kejadian hingga dia mengalami kecelakaan lengkap dengan luka-luka yang dia alami. Saya yang waktu itu berdiri di depan kamar mendengarkan detail kecelakaannya, bolak-balik mengambil air minum karena saya sudah merasakan pusing, mual-mual, keringat dingin dan mata berkunang-kunang. Saya pun heran apa yang terjadi pada diri saya, padahal sebelumnya saya sehat dan segar bugar. Apakah ini karena phobia saya terhadap darah yang sedang kambuh? Padahal saya tidak melihat darah setetes pun, yang terlihat hanya perban-perban bekas lukanya. Dan akhirnya saya pun segera berlari ke kamar mandi, saya muntah sejadi-jadinya. Parah! Parah! Parah!

Cerita lainnya yaitu mengenai phobia saya terhadap suntikan. Sebagai manusia normal saya pikir wajar kalau takut disuntik karena memang sakit, yang katanya sakitnya hanya seperti digigit semut. Bagi saya mending sakit digigit semut dari pada disuntik. Dari jaman saya masih kecil saya memang sudah takut sekali disuntik, setiap akan disuntik saya merasakan ketakutan luar biasa. Saya selalu mengalami ritme yang sama ketika akan disuntik, yaitu ketakutan luar biasa, pusing-pusing, badan berkeringat dingin, kemudian ketika tiba giliran akan disuntik maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama hingga saya akhirnya disuntik lalu menangis. Menangis! bayangkan, ketika itu saya duduk dibangku kelas 3 SMA, untuk pertama kalinya dalam hidup saya saya dirawat di rumah sakit karena  DBD. Bayangkan! ketika itu juga pertama kalinya saya diinfus. Saya tetap mengalami hal yang sama, ketakutan luar biasa, lalu menangis. Sebagai penderita DBD, tentunya jumlah trombosit dalam darah haruslah dipantau setiap hari yang artinya setiap hari juga darah saya harus diambil. Bahkan di rumah sakit itu saya jadi terkenal karena  takut disuntik. Saya benar-benar mengalami trauma ketika itu, sehingga proses penyembuhan saya berlangsung lambat. Keluarga saya pun sangat khawatir karena DBD ini tergolong penyakit yang juga banyak mengakibatkan kematian. Sembilan hari di rumah sakit Alhamdulillah saya bisa selamat dari DBD dan kembali duduk menulis disini. 

Phobia sebenarnya bisa disembuhkan, tentunya dengan melatih diri kita untuk melawan rasa takut yang berlebihan itu. Memang tidak bisa instan, namun jika kita bisa mengendalikan dan mensugesti diri kita secara perlahan phobia terhadap sesuatu bisa dihilangkan.

Dan lagi-lagi sepertinya Allah memang menghendaki saya untuk menghilangkan phobia saya terhadap suntikan dan darah. Dua minggu lalu saya terkena demam berdarah kembali hingga di rawat di rumah sakit selama 5 hari. Ketika itu sakit saya sudah tidak tertahankan lagi, biasanya saya melakukan perlawanan untuk di rawat di rumah sakit dan disuntik tetapi saking tidak tahannya dengan rasa sakit yang saya alami saya benar-benar pasrah yang penting saya tidak merasakan sakit lagi. Diinfus saya pasrah, walaupun tetap merasa ketakutan, tetapi selama masih ada mama yang menemani disamping saya merasa aman dengan pelukannya. Diambil darah pun saya pasrah walaupun masih merengek-rengek kesakitan.

Selama di rawat di rumah sakit sepertinya saya memang dilatih untuk melawan rasa takut saya, yaitu ketika kondisi di rumah sakit tidak ada yang menjaga saya, saya hanya seorang diri, ketika itu perawatnya hendak mengambil darah saya, mau tidak mau, suka tidak suka maka saya terpaksa disuntik tanpa ada mama disisi saya. Dari sana saya belajar merasakan dan berpikir rasional, disuntik itu memang sakit sekali, tetapi tidak semenakutkan seperti yang saya kira. Buktinya saya berani melewati saat-saat saya disuntik tanpa ada seorang pun yang menemani dan menjaga saya. Hari-hari berikutnya pun saya sering disuntik dan diambil darah tanpa ada mama disamping saya, dan saya pun berhasil melewati. Tetapi walau bagaimanapun juga saya tetap tidak mau disuntik karena rasanya sangat menyakitkan. Maka dari itu jagalah kesehatan kawan!


Selasa, 03 September 2013

That's why I love number 3

1. Number 3 is my birth date.
2. In worship to Allah for example in Wudhu we repeated in 3 times.
3. Because today, 3rd September 3 years ago is a very happy day in my life, hehe.



“The afternoon knows what the morning never suspected.”  
― Robert Frost