Dear,
Selamat malam.
Rasanya saya masih agak malas buat bayar hutang menulis saya tentang perjalanan ke Lombok, entahlah sepertinya sulit sekali merangkai kata tentang hal paling menyenangkan yang saya alami tahun lalu dan sudah berlalu beberapa bulan. Mungkin emang bener kata penulis-penulis handal, nulis itu harus dipaksain, dipaksain ketika apa yang ada dalam pikiran kita langsung ditulis, jangan menunda-nunda, karena ternyata feel nya udah beda. Oke, tapi saya -janji- akan menulisnya, nunggu mood baik dulu yak. Hehe.
Sekarang saya mau cerita sedikit tentang yang baru saya baca di salah satu page di facebook. Judulnya 'Pengorbanan Istri Yang Sering Tidak Disadari Suami'. Cieee, bahasannya udah suami istri aja nih. haha. Bukan, bukan yang seperti kalian pikirkan. Saya cuma tergelitik membaca salah satu poinnya yang tertulis 'Sebagai istri ia siap mengorbankan impian-impiannya demi mengurus suami (yang kadang bersifat kekanak-kanakan dan minta diurus) dan anak-anak yang bandel'.
Saya tiba-tiba mikirin kalimat yang saya garis bawahi itu. Pada kenyataannya memang benar sih, berdasarkan fakta yang saya tahu dari beberapa mbak-mbak kenalan saya yang sudah berkeluarga rata-rata pada bilang gitu. Dan saya mengakuinya, walaupun saya sendiri belum berkeluarga. Hufff, berat ya ternyata, padahal wanita itu punya segudang impian dan kreativitasnya. Masa iya saya sebagai wanita harus mengorbankan impian saya? Terlihat egois sih emang. Saya sebagai wanita yang masuk kategori ambisius sedikit ciut dengan beberapa fakta di atas.
Ternyata jadi wanita itu berat ya. Kalo sering dengar para lelaki bilang 'jadi laki-laki itu berat, berat tanggung jawabnya'. Apakah mereka nggak memikirkan kalo jadi wanita itu juga berat? Harus mengorbankan impian-impian atau setidaknya menyedarhanakan impian-impiannya?
Oh ya, satu lagi jadi wanita itu harus p i n t a r. Pintar, memiliki banyak pengetahuan, karena wanita akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Harus pintar menjaga diri. Harus pintar dalam bidang ke-profesiannya (misal: engineer). Harus pintar membawa diri. Dan harus pintar terhadap hal-hal lainnya. Yang penting harus pintar cari suami yang tetap mendukung istrinya dalam mewujudkan impian-impiannya.hehehe. :P Tapi yang utama dari ke-semuanya adalah jadi wanita sholihah yang merupakan sebaik-baik perhiasan.
Semoga sebagai wanita kita dimudahkan dalam mewujudkan impian-impian kita tanpa melupakan tanggung jawab dan kewajiban serta kodrat kita sebagai wanita.
Semoga sebagai wanita kita dimudahkan dalam mewujudkan impian-impian kita tanpa melupakan tanggung jawab dan kewajiban serta kodrat kita sebagai wanita.
Sekian random thinking saya ditengah malam minggu ini. Ini bukan tulisan tentang solusi, bukan pula nasihat, serta bukan opini yang ditulis apik dan berurutan sesuai kaidah-kaidah penulisan. Ini cuma tulisan yang saya buat untuk menyalurkan apa yang ada dipikiran saya, semoga bisa diambil hikmahnya ya, kalo pun ada. Hehe. Kalo pun banyak kesalahan dan kekurangan saya mohon maaf. Good nite :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar