Kamis, 25 April 2013

Miss the old thing

Begadang ngenet sambil dengerin musik malem-malem kayak gini jadi keinget dikosan dulu. huhuhu. Betapa aku rindunya dengan suasana itu. Ya Tuhan. Kangen...kangen banget saat-saat itu. Malam yang tenang di atas kursi dan meja belajar. Seperti hal yang aku lakukan sekarang. hanya saja sekarang berbeda. Entah kenapa aku merindukan masa-masa itu.

Detik ini aku kembali memutar ingatanku dan merasakan masa-masa itu. Ya, masa-masa yang kata orang paling suram, masa pengangguran, tapi aku menikmatinya hingga aku sungguh merindukannya. Ya Tuhan. Bawa aku kembali sejenak ke masa itu. Aku rindu :'(

Dan...
Aku merindukan Jogja beserta isinya :'(
Aku merindukan Jogja beserta aku di dalamnya :'(
Aku merindukan Jogja, kota yang dulu sempat aku benci :'(
Aku merindukan semuanya, semua yang aku lakukan di Jogja :'(

Andai mesin waktu itu benar adanya.


Epilog






Fase setelah lulus kuliah seperti menjadi sebuah tonggak sejarah yang penting dalam perjalanan hidup setiap orang,  terutama seorang sarjana baru. Mencari pekerjaan yang pas, seperti halnya  mencari jodoh. Apalagi mencari pekerjaan atau karir yang berhubungan dengan passion, tujuan, dan mimpi-mimpi hidup yang kadang kala menjadi bahan tertawaan orang lain.

Semua orang di dunia ini butuh uang untuk bertahan hidup. Butuh uang untuk meraih impian mereka. Tapi, uang bukan satu-satunya jalan untuk meraih semua itu. Bagaimana cara mendapatkan uang itu adalah sebuah cerita penting yang akan menjadi sebuah kekuatan bagi hati nurani untuk bisa merasakan dan mencium bahwa jalan menuju impian bisa diraih dengan cara yang terhormat dan menyenangkan. Banyak pilihan dan cara untuk mendapatkan uang, apakah hanya mementingkan diri, memuaskan nafsu yang membumbung tinggi untuk memenuhinya? Tapi, dia yang memilih untuk mendapatkan uang dengan cara berkontribusi dan bermanfaat  bagi orang lain, adalah dia yang akan membuat hartanya tumbuh eksponensial.

Rasanya hari-hari terlalu berharga jika hanya diisi dengan keluhan atau merutuki nasib tentang pekerjaan. Pekerjaan yang sudah ditukar dengan separuh waktu yang dimiliki setiap orang dalam sehari adalah sesuatu yang harus disyukuri lebih dari pada sekadar nilai rupiah atau satuan mata uang yang ada. Ketulusan dalam melakukan pekerjaan bukan hanya akan member efek kilau pada pekerjaan yang sedang dijalani, tapi juga member ruh agar ia bernyawa dan terlihat oleh dunia.

Setiap orang mengukir perjuangannya sendiri. Dan selalu ada kisah-kisah yang terserak tentang perjuangan dalam meraih banyak hal. Saat seorang siswa berjuang lulus ujian. Saat seorang mahasiswa berjuang untuk bisa lulus sidang. Ketika seorang lulusan sarjana berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Saat seorang pekerja berjuang  mempertahankan pekerjaannya, pekerja lainnya sedang berjuang mengubah nasib untuk mencari peluang yang lebih baik. Di saat seorang pekerja berjuang meningkatkan pendapatannya, ada seorang pekerja lainnya sedang berusaha mencari makna kenapa ia harus bekerja? Saat seorang pekerja memiliki target untuk mengejar kenaikan pangkat dan jabatan, seorang lainnya sedang berjuang untuk mengejar kepuasan kerja. Setiap orang bebas menentukan arah karirnya. Setiap orang bebas memperjuangkan apa yang diyakininya. Tapi pada akhirnya, orang-orang yang punya komitmen, merasa cinta dengan apa yang dilakukan, dan selalu berangkat kerja penuh dengan semangat adalah orang-orang yang sedang membuat perubahan. Dengan energi yang dimiliki, mereka berbagi dan mendorong orang lain untuk merasakan hal yang sama, kebahagiaan—dalam bentuk apapun. Termasuk meneruskan yang pernah didapatkan dalam hidup ini. Meneruskan kesempatan dan kepercayaan.

-dari buku 23 Episentrum oleh Adenita-

Ngangkot-Ngangkot in Jekarda

Dear,

Sudah hampir sebulan tinggal di ibu kota namun belum sekali pun aku pergi-pergi naik angkutan umum sendiri. Soalnya dari mulai aku menginjakkan kaki disini, kemana-mana selalu ditemenin, jadi selalu ada guidenya.haha. Jadilah hari Sabtu 2 minggu yang lalu aku mencoba berjalan-jalan menggunakan angkutan umum. Sebagai penduduk baru dikota ini, sudah seharusnya aku belajar untuk tau daerah-daerah beserta angkutan umum apa saja yang ada, *secara belom punya kendaraan pribadi, jadi kemana-mana harus tau mau naik apa, tujuannya kemana, jalurnya mana aja. Wajib itu!

Dan perjalananku diawali dengan naik angkutan yang satu ini :


Pada taukan tu kopaja? Apa kepanjangan dari kopaja hayoo?
Dan pertama kalinya naik angkutan umum langsung deh nyasar...gyahahahha...
Nggak apa-apa bukan jalan-jalan namanya kalo nggak pake nyasar. Tapi nyasar kali ini udah kejauhan. Alhasil butuh waktu 3 Jam!!! Plus macet-macet dari daerahku (kampung baru v) ke blok M naik kopaja 609. hahaha.

Di blok M aku sholat dzuhur dulu, ngadem. Lumayan seger banget habis wudhu sholat dan duduk-duduk sambil denger pengajian di masjidnya Blok M ini, salah satu masjid yang aku suka nih, ditengah pusat perbelanjaan tapi masjidnya luas dan sejuk banget. :)

Karena keburu waktu aku nggak bisa lama-lama denger pengajiannya, udah keburu jam 1 maka aku lanjutkan perjalanan menuju Pejaten Village. Padahal rencana awal aku mau main ke fX dulu mau liat festival hijup eh tapi gara-gara kelamaan nyasar nggak jadi deh.

Aku langsung aja menuju terminal blok M. Menurut sumber dari internet dari blok M ke Penvil bisa naik Transjakarta, Metromini77 dan Mikrolet36. Dan hatiku waktu itu berkata kalo aku harus nak metromini. *hihihi



Dan ketika aku melangkahkan kaki menuju Metromini77, aku lihat dibelakang penuh sekali dengan para lelaki, yasudah akhirnya aku masuk lewat pintu depan. Ternyata Metromini itu sudah penuh, tinggal satu tempat duduk tersisa dibelakang, Namun dibelakang masih banyak pengamen sepertinya yang sedang mengumpulkan uang dari penumpang. Akhirnya aku masih berdiri di depan. Tidak lama kemudian aku disuruh si kernet pindah ke belakang.

Tiba-tiba saja ada mas-mas yang ribut-ribut bilang kalo HP nya hilang, terus ada salah satu penumpang yang bilang sambil liat keluar "itu tuh mas yang ngambil, pasti itu udah nggak salah lagi. Udah kejar mas, samperin!! tiba-tiba penumpang lain juga ikut berkomentar hal yang sama. Sementara aku yang baru saja duduk masih terbengong-bengong takut melihat dan mendengar peristiwa barusan. (O.o)

Mas-mas yang kehilangan HP langsung melesat keluar Metromini dan mengejar pengamen yang baru saja keluar dari Metromini tadi. Aku tidak begitu hapal wajah pengamen tadi hingga aku melihat ada dua orang laki-laki yang saling berjabat tangan yang salah satunya adalah mas-mas yang kehilangan HP tadi. Tidak lama kemudian masnya sudah duduk kembali di Metromini. Kemudian penumpag lainnya langsung mencecar berbagai pertanyaan bak wartawan. Seketika mas-masnya seolah berubah menjadi artis dadakan.*hehehe

Dari peristiwa itu aku berpikir dan merenung. Hal pertama yang aku pikirkan adalah tentang pengamen yang sekaligus pencopet itu. "Kok ada ya pencopet yang balikin hasil copetannya dan pake salaman lagi ama korbannya?". "Pencopet macam apa yang baik gitu?" Eiiittt yang namanya nyopet tetep aja ga baik, tetep aja dosa, mana ada nyopet itu baik. Walaupun pada akhirnya dia ga jadi nyopet dan balikin hasil copetannya, tetep aja itu perbuatan tercela. Sampe aku mikir, ternyata bukan pengamennya yang baik, tapi mas yang jadi korban pencopetan itulah yang dilindungi dan dirahmati Allah hingga dia terhindar dari marabahaya. Masya Allah. Begitu juga aku, aku bersyukur ketika akan melangkahkan kaki ke dalam Metromini ini aku tidak melewati gerombolan pengamen plus copet itu. Kalo tadi aku lewat belakang mungkin akan lain cerita, bisa saja si pencopet sekalian ngambil HP atau dompet aku, tapi aku bersyukur sekali Allah telah menghindarkan aku dari hal itu. Alhamdulillah. Dan peristiwa ini cukup menjadi pelajaran berharga buatku dan semoga juga bagi yang menyempatkan sedikit waktunya untuk membaca postinganku kali ini. :)

Dan perjalanan tetap berlanjut menuju Pejaten Village.  Ternyata lumayan lama juga yaa. Tak terasa sudah lebih dari tiga puluh menit tergoncang-goncang badan ini di atas Metromini namun belum juga sampai ditempat tujuan. But that's oke! aku masih terus menikmati perjalananku siang itu. Sampai si kernet menyapaku "mba, turun penvil kan? depan ya?". Dan aku yang belum pernah tau sama sekali penvil itu seperti apa langsung menangguk dengan mantap. *hahaha

Yey, akhirnya sampai juga. Ternyata mallnya juga ga begitu besar. Dan disana sedang ada show gitu disana kayaknya untuk pemilihan icon salah satu brand. Orang rame pada nontonin tu model yang dengan ikhlas dan relanya ngasih paha-dada nya secara gratis!! paha-dada ayam aja sekarang harganya paling murah 8000 (kalo di jogja sih) Nah ini paha-dada para nona-nona cantik itu gratis! lebih murah dari pada paha-dada ayam. *hahaha. Aku jengah liat fenomena seperti itu. Dari pada jadi dosa mending cuci mata aja di Matahari Dept.Store. *hihihi

Ga kerasa juga udah sore, udah jam tiga! aku yang belum makan siang pun pergi menuju penjual tahu gejrot dan teh poci. lumayan buat ganjel perut. hehe. Dan terakhir malah liat sejenis tempura gitu, karena perut masih laper, jadilah aku beli juga. haha. Dan jalan-jalan sore itu di Mall Pejaten Village aku tutup dengan sholat Ashar.

Saatnya kembali pulang tapi malah bingung pulang naik apa, karena Metromini 77 aku liat kok ga ada yang balik arah buat ke blok M lagi, mungkin jalan pulangngya beda kali. Sampai akhirnya aku liaat ada Tranjakarta lewat, lega. Trus aku tanya bu satpam, halte Transjakarta di sebelah mana. Dan akhirnya pulang juga. ^^~



Tapi serunya hari itu ga berakhir disini saja. Masih banyak hal-hal konyol yang menemani sepanjang perjalanan pulang. haha. Tadi kan aku bilang kalo beli tempura ya? Nah tempuranya itu ga langsung aku habisin semua saat itu juga. Jadilah di dalam Transjakarta aku makan. Cukup sepi waktu itu, sampai dua orang mba-mba ngeliatin aku makan. Aku pikir mungkin mba nya kepengen juga makanan aku. Eh taunya setelah itu aku ditegur sama kernetnya "mba makanannya disimpen dulu ya". Jleggg!! ternyata ini hasil dari tatapan aneh mba-mba tadi? emang ada larangan makan ya? aku langsung liat sekeliling mencari-cari tanda larangan, tapi aku ga nemu tuh! Yah, tak apalah namanya juga orang baru disini, naik Transjakarta juga baru beberapa kali, anggap pelajaran kalo besok-besok lagi ga usah makan di Transjakarta dari pada malu.hehehe.

Ting tong.... ternyata aku sudah sampai di halte transitnya Transjakarta menuju blok M, yaitu halte Dukuh Atas. Aku cari tulisan Blok M, dan ketemu. Dan antreannya udah mengular. Akhirnya setelah antre tidak begitu lama tibalah saatnya Transjakarta datang, namun hatiku makin deg-degan, karena dipintu masuknya aku baca tulisan Pulogadung. Matii!!! udah antre lama-lama pake salah lagi, mana belakang masih kayak ular antreannya. Akhirnya aku beranikan malu nanya ke petugasnya. Aku cuma inget aja pepatah "Malu bertanya sesat di jalan". Akhirnya dengan muka memerah *padahal ga pernah-pernahnya mukaku merah karena malu aku putar balik badan menerobos arus orang-orang yang sudah mengular. Ternyata buat ke blok M harus naik dulu nyeberang lumayan jauh. fiuuuhh. Akhirnya bisa duduk tenang di dalam Transjakarta menuju blok M.

Eiit..tunggu dulu ternyata aku belum bisa tenang setenang air mengalir. Sesampainya di terminal blok M mataku tak henti-hentinya memperhatikan nomor kopaja yang berlalu-lalang. Lima menit.. sepuluh menit.. lima belas menit.. dan dua puluh menit kopaja yang aku tunggu tidak kunjung menampakkan diri. Aku mulai panik! panik karena bulan akan segera muncul sementara kejadian siang tadi masih begitu jelas dalam ingatan. Ya Tuhan. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke tempat si kopaja tadi menurunkan aku. Dan syukur alhamdulillah kopajanya datang dan aku pun terharu. hehe.


Let's go somewhere 

where nobody knows our name.




Kamis, 11 April 2013

Lanjutan...

Pagiiiiii

Hari Selasa lalu saya menuliskan sebuah catatan untuk diri saya, dan itu berhasil saya lakukan di esok hari. yey! Besoknya saya mulai berinteraksi dan menanyakan hal-hal terkait kerjaan saya. Karena saya memang benar-benar buta terhadap jaringan dan kawan-kawannya jadilah saya banyak tanya. *Gak apa-apa dari pada bengong dan diem mulu*. Kemarin itu saya berhasil memperbaiki sedikit demi sedikit kebiasaan buruk saya yang pendiam itu. ahahaha... Senang rasanya. Saya harap hari ini pun begitu. Saya bertanya, berinteraksi dan terus menambah pengetahuan saya. Jangan Malas! Banyak hal yang belum saya kuasai untuk jobdesc saya. Dan terus tingkatkan kemampuan diri ya wind!!

Sekian dulu ya postingannya kali ini, lagi jam kerja nih. *ups* Tapi gak apa-apa, anggap refreshing sejenak ditengah kejenuhan bekerja. ^^~


Selasa, 09 April 2013

#NTMS

#NTMS hari ini adalah :
"Jadi orang jangan sok tau, dan suka nebak-nebak, mending nanya biar lebih jelas sekaligus melatih interaksi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain."
Besok harus berubah lebih baik lagi pokoknya! Kalo bingung atau nggak tau mending nanya! Jangan diem aja! Oke?! Semangaaaaaat!!!!

Langkah Kakiku

Selamat Siang~

Sudah sebulan ini saya tidak sempat nge-blog, sebenarnya bukan tidak sempat, tetapi tidak menyempatkan diri. Dan selama sebulan ini juga telah banyak terjadi perubahan dalam hidup saya. Baiklah, saya mungkin tidak akan bisa cerita secara detail *soalnya panjang banget kalo mau diceritain semua*, tapi saya akan coba cerita hal-hal yang sekiranya bisa jadi pelajaran buat kita semua. :)

Semua perubahan pada hidup saya di bulan Maret lalu hingga sekarang  itu berawal dari acara jobfair yang saya ikuti sebelumnya. *got the point?* Yak! Proses recruitment oleh salah satu perusahaan yang saya ikuti berlanjut! Mulai dari psikotes pendahuluan - psikotes lengkap - interview HRD - interview user. Nah proses yang terakhir ini dilakukan di Jakarta.

Hal biasa yang saya rasakan ketika mengikuti proses recruitment dari sebuah perusahaan adalah bersikap nothing to lose. Saya tidak berharap terlalu banyak, saya hanya mengikuti alur saja. Terlihat pasrah memang menjalani proses ini dengan tanpa semangat dan keyakinan kuat untuk diterima disalah satu perusahaan itu. Tapi saya sudah lelah, tahun ini saya sudah memutuskan untuk fokus mengejar impian saya untuk melanjutkan studi ke negeri impian, tetapi emang dasarnya saja saya ini kurang berani untuk berkomitmen pada diri sendiri, jadilah saya tetap apply ke beberapa perusahaan, dan nasib berkata lain kali ini. Setelah sekian lama penantian panjang saya, akhirnya saya dipanggil untuk interview user di Jakarta. Awalnya saya ragu untuk pergi, kalau nanti diterima apakah akan benar-benar saya ambil? ah tapi sudahlah, ikuti saja dulu, rejeki itu kita tidak tau, toh semua biaya akomodasi dan transportasi saya ke Jakarta nantinya juga tanggung perusahaan itu, itung-itung pengalaman. *Masih saja saya berpikir begitu, padahal sudah 10 bulan saya ini menganggur*. Dan akhirnya saya pun berangkat. . . . . 


Ketika proses interview berlangsung pun saya hanya berbicara apa adanya seperti biasa, bahkan saya tidak mempelajari terlebih dahulu materi-materi yang berkaitan dengan perusahaan seperti kelima teman saya yang juga ikut interview user. Saya berbicara apa adanya, tidak dibuat-buat, dan rasanya setiap saya interview saya selalu merasa kalau saya ini seperti curhat saja, saya pun heran. Selama interview berlangsung saya nyaman-nyaman saja, yah sikap nothing to lose lah yang membuat saya begitu. Sedangkan ketika saya sangat berharap dengan pekerjaan disuatu perusahaan, maka saya selalu mersakan nervous dan perasaan kuat untuk ingin diterima.

Singkat cerita saya diterima oleh perusahaan tersebut sebagai  staff IT, saya ulangi "staff IT"!! yaitu posisi yang sedari saya menjadi jobseeker agak saya hindari. Bukan tidak suka dengan posisi itu, hanya saja saya tidak pantas menjadi seorang IT, walaupun memang background pendidikan saya nyangkut-nyangkut dikit ama IT, tapi saya sama sekali tidak menguasai bidang ini, minim sekali pengetahuan mengenai ilmu jaringan dan kawan-kawannya dan saya tidak begitu berminat mendalami, karena bagi saya IT itu rumit sekali. Eh, malah semakin dihindari kejadian bener sama diri saya. Yah, namanya rejeki kita gak akan tau kan? Yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Just remember it!

Dan kini sudah lebih dari tiga minggu saya berada di ibu kota, rasanya... Hmmm.. campur aduk kayak lagu campur sari. Hijrah ke tempat baru dan menghadapi lingkungan baru yang sebelumnya belum pernah saya temui tentunya butuh proses, apalagi bagi orang seperti saya yang cenderung pendiam. Terus terang saya memang tipe yang tidak bisa cepat akrab dengan orang, inilah kelemahan saya yang sedari dulu berusaha saya perbaiki. Tapi ya namanya perubahan itu tidak instan tetapi butuh proses, saya anggap kali ini termasuk proses saya untuk bisa lebih membuka diri dan cepat akrab dengan orang.

Sewaktu saya masih jadi jobseeker saya bertekad agar ketika memasuki lingkungan kerja saya harus menjadi orang yang supel, lebih cepat akrab dengan orang, lebih banyak ngobrol dan basa-basi sama orang dalam rangka memperbaiki kelemahan saya. Dan ketika itu saya pikir akan sangat mudah untuk berubah karena semua-muanya baru, tidak banyak orang yang kenal dengan saya yang dulunya adalah pendiam. Tetapi realisasinya tidak semudah yang saya bayangkan. Dalam perjalanannya saya semakin memahami kepribadian bahwa sebenarnya saya memang seorang pendiam dan introvert. Sebenarnya sifat pendiam dan introvert bukanlah sifat yang buruk, akan tetapi bagi saya sifat ini bisa menghambat interaksi sosial saya dengan orang lain, termasuk dalam bekerja sekarang ini. Yah, sejauh ini problem saya terletak pada diri saya sendiri yang belum begitu luwes dalam berinteraksi dengan orang. Lingkungan kerja, jenis pekerjaan dan rekan-rekan kerja saya semuanya baik. Semoga saya bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru saya ini, agar bisa menapaki jenjang kehidupan selanjutnya. tetap berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya dan terus mengeksplorasi diri untuk terus berkembang merupakan tujuan saya bekerja sekarang ini.

Oke. sekian dulu yaa. Doakan saya dan nantikan cerita saya selanjutnya.
Salam ^^,


 There is NO growth in comfort zone. And there is NO comfort in growth zone.