Senin, 18 Agustus 2014

Sampai titik mana saya harus menyerah?

Saya termasuk orang yang idealis, perfeksionis, dan cukup ambisius. Saya orang yang selalu mempertahankan prinsip saya dengan kuat dan yang selalu optimis terhadap apa yang saya inginkan dan cita-citakan. 

Mungkin sebagian orang akan berkata bahwa saya "bermimpi terlalu tinggi", mungkin juga ada yang berkata saya ini "penghayal yang tak pernah menyentuh realita". Apapun itu saya akan tetap berjalan menuju titik yang saya inginkan.

Terkadang, sakit memang ketika seseorang meng-underestimate-kan kemampuan kita. Namun juga, membuat saya berpikir. "Apa benar saya tidak bisa?", "Apa benar kemampuan saya hanya sampai disini?". Karena memang dalam perjalanannya seringkali juga saya merasa jatuh, gagal, belum berhasil dalam menyelesaikan masalahnya. "Apa benar saya harus berhenti sampai disini, karena kemampuan saya memang hanya sampai dititik ini?".

Aaahhh....

Lalu sampai dititik mana saya harus menyerah dan berkata pada diri ini "Oke, ini bukan jalanmu, kemampuanmu tidak disini, silakan berhenti dan carilah jalan lain." ?

Give me a bright spot!

Rabu, 13 Agustus 2014

Rumput Tetangga

Jika ada istilah "Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau", saya rasa istilah itu cukup tepat. Karena hampir setiap saat kita selalu bersinggungan dengan orang lain dan setiap itu pula kita bisa melihat berbagai macam yang dia punya.

Sering kita bergumam "enak yaa kerja diperusahaan A? gajinya besar, jam kerjanya fleksibel, fasilitasnya banyak dan lain sebagainya". Ada juga "enak ya si B punya istri cantik, pintar memasak, dan lainnya". Ada lagi "enak ya mobilnya si C tipe xyz keluaran terbaru" dan saya rasa masih ada lagi ribuan kata "enak ya" lainnya.

Memang seringkali pikiran itu muncul, seakan-akan apa yang orang punya serba enak, sedangkan punya kita serba tidak enak. Tetapi sesungguhnya itu hanyalah penglihatan luar kita saja. Bisa dibilang fatamorgana.

Mungkin saja orang diluar sana juga melihat kehidupan kita yang sekarang ini "enak ya". Bisa jadi kan? Padahal mungkin yang sesungguhnya kita rasakan tidaklah demikian. Untuk hidup yang seperti sekarang ini saja pasti sudah berusaha mati-matian bahkan mengorbankan banyak hal. 

Begitulah hidup. Kita jangan hanya melihat puncaknya saja. Puncak mount everest itu memang sangat menawan, indah, dan spektakuler sekali ketika kita lihat pada foto-foto dimajalah maupun internet. Dan mendengar banyak pendaki yang berhasil mencapai puncak sungguh sesuatu yang hebat bukan? Tapi kita tidak pernah tahu bagaimana perjuangan pendaki itu menahan dingin, melewati salju terjal, membawa beban berat dan mengendalikan pikirannya selama perjalanan dari bawah hingga ke puncak. Kita bahkan juga tidak peduli terhadap latihan-latihan fisik yang setiap hari dilakukan pendaki tersebut guna persiapan menuju puncak.

Intinya agar bisa hidup tenang dan tidak tergoda istri tetangga eh rumput tetangga, kita syukuri saja apa yang sudah kita punya sekarang sambil terus berusaha, berdoa, bersabar untuk mewujudkan impian-impian kita lainnya.

Tetap semangat! Merdeka!

Senin, 04 Agustus 2014

Kembali Produktif

Dear,

Sebelumnya saya mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin. :)

Lebaran dan liburan panjang telah usai, akankah kita bisa kembali produktif?
Ya produktif bekerja, ya produktif belajar dan produktif lainnya.
Jawabannya, tentu saja bisa! Semua tergantung n.i.a.t ! Haha!

Lelah memang setelah melakukan perjalanan mudik dan balik dari kampung halaman, belum lagi jika masih teringat akan hari-hari selama berlibur, bersenang-senang bersama sanak saudara, ahh betapa menyenangkannya. Kemudian tiba-tiba kembali berjibaku dengan rutinitas dengan kerjaan dan tugas bejibun, belum lagi harus berjuang menerjang kemacetan bagi warga ibu kota, duhh maleeeess, ya kan?
Sama sih dengan yang saya rasakan, berat rasanya kembali menjalani rutinitas. Itu tandanya kita masih cukup normal kok. Hehe. Cukup? ya masih cukup normal. Karena hampir sebagian besar orang-orang lainnya juga akan merasakan demikian. Jadi santai aja. Ups! Jangan kelewat santai tapinya, bisa kebablasan lho! kebablasan malesnya.

Bagi saya, gimana caranya bisa produktif lagi ya dengan mengingat-ingat tugas dan tanggung jawab saya terhadap perusahaan. *sok-sok loyal ini. Eh, tapi emang bener lho. Dengan tugas dan tanggung jawab saya sekarang rasanya untuk give up itu tidak ada kesempatan, untuk berhenti sejenak juga tidak bisa, karena waktu terus memburu seakan mencekik leher saya kuat-kuat. Tidak cuma mengingat-ingat lho, tapi segera dilakasanakan! ~~~~> 1) Dengan mengingat dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita terhadap perusahaan. *Ingat Deadline ;p

Kemudian, dengan mengingat *lagi-lagi mengingat* tanggung jawab kita terhadap sesama, baik terhadap keluarga, ibu, bapak, adik, kakak dan manusia lainnya dalam kehidupan kita. Misal suami, ingat tanggung jawab menafkahi istri dan anak-anak. Ingat juga kewajiban kita terhadap orang tua dan adik-adik kita. dlsb. ~~~~> 2) Ingat tanggung jawab terhadap sesama manusia.

Passion, bisa jadi penyemangat yang paling ampuh jika kita bekerja sesuai dengan passion kita, maupun pekerjaan kita sekarang kita jadikan sebagai passion. Passion is energy. Feel the power that comes from focusing on what excites you._Quotes_ ~~~~> 3) Passion.

And then, kalian bisa tambahin sendiri hal-hal yang bisa bikin kalian semangat lagi, kembali lagi beraktivitas dan berproduktivitas. Bisa juga semangat kerja lagi demi nabung buat mudik tahun depan, misalnya. Ehehehe. Dan jangan lupa semua itu diawali dengan niat dan bismillah. :)

Have a good day, everyone!