Selasa, 18 September 2012

Aku Rindu, Aku Ingin

*pergilah melihat dunia, anakku

dengarkan gunung-gunung bergema memanggilmu, Nak
atau lautan bergelora mengundangmu

maka berangkatlah
biarkan alas kakimu yg paling jauh hanya pergi sekitaran rumah akhirnya menjejak ribuan mil
biarkan debu perjalanan menempel di seluruh pakaian
jangan cemas banyak hal
jangan berpikir terlalu panjang hingga ragu datang
lihatlah dunia terbentang

dengarkan nyanyian lembah-lembah hijau, nak
atau padang stepa, padang sabana luas, hingga debu padang pasir
atau menyentuh lembutnya pucuk salju dingin menyenangkan

jangan habiskan hidup hanya antara bangunan, jalan setapak, kendaraan, itu2 saja
jangan habiskan pagi, siang, sore, malam di jendela yg sama, menghela nafas seolah lega
jangan habiskan hari dengan hanya bermimpi melihat dunia
berangkatlah, hidupmu lebih besar dibanding sempitnya kerangkeng pemikiran dan pemahaman

dengarkan genderang ramai kota-kota besar, nak
atau desa-desa permai dengan penduduk selalu tersenyum, walaupun mereka berbeda warna kulit

maka biarkan semua petualangan itu datang
jangan sedih jika malam-malam terasa lebih panjang
jangan takut kehabisan bekal
jangan takut tidak pernah kembali
biarkan semua mengalir
kau akan bertemu teman-teman baru

berangkatlah, nak
kau akan tumbuh layaknya seorang petualang
tidak mengeluh saat hujan turun
tidak cemas walau semua serba terlambat
tidak panik meski semua berantakan
tidak dikendalikan waktu apalagi oleh manusia lain
kau akan tumbuh semakin kuat

kau akan mengerti banyak hal

karena sungguh, nak
bapakmu tidak bisa menceritakan lebih baik bagaimana rasanya sendirian duduk di sebuah angkutan, sesak oleh penumpang dengan warna kulit yg berbeda, duduk rapat, sempit saling menempel bahu, suara kotek ayam, tumpukan karung sayur, kardus-kardus, ramai suara mengobrol dengan bahasa antah berantah, lirikan anak2 yg ingin tahu, dan kau harus mendirikan shalat jama' di atas mobil itu karena dua waktu shalat hampir habis, kendaraan tdk kunjung berhenti2
kau akan tahu persis sensasinya saat kau sendiri mengalaminya, menjadi tontonan satu bus
dan itu akan memberikan pemahaman baru

kau akan mengerti banyak hal
pergilah melihat dunia
 
By : Tere Liye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar