Selasa, 16 Juli 2013

Rasa Ini

Sudah beberapa waktu belakangan ini aku sering menangis ketika mengingatmu.
Begitu juga hari ini, malam ini.
Entahlah, perasaan itu meluap begitu saja menjadi tumpahan air mata.
Aku pun tak tahu, mungkin karena selama ini aku tidak begitu mempedulikan arti hadirmu.
Aku cuek, Aku angkuh, Aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri, sibuk dengan duniaku.
Hingga waktu itu tiba, waktu dimana aku akan memulai hidupku sendiri, lepas darimu.

Mama. Papa.
Aku tau, tau betul bahwa aku ini bukanlah anak yang baik.
Aku hanya bisa menyusahkan kalian.
Aku yang tidak pernah membantu kalian.
Aku yang selalu mebantah perkataan kalian.
Aku yang sering berkata kasar pada kalian.
Aku yang sering mengacuhkan kalian.
Bahkan mungkin aku yang malu terhadap kalian dihadapan teman-temanku.
Aku yang sombong dan merasa benar sendiri.
Aku yang seringkali meremehkan kalian.
Aku yang seringkali menyakiti hati kalian.

Maafkan aku Ma, Pa.
Untuk saat ini bahkan seribu kata maaf pun tak akan sanggup menghapus dosa-dosa yang pernah aku perbuat pada kalian.

Akhir-akhir ini aku selalu teringat akan apa yang telah aku perbuat pada kalian. 
Dan aku menangis. Menangis sejadi-jadinya. Kamarku seringkali menjadi lautan tisu karena tangisku.
Aku mencoba mengingat-ingat pengorbanan luar biasa yang telah kalian lakukan hingga aku menjadi seperti sekarang ini.
Mencoba membayangkan, ketika aku kecil betapa bahagianya kalian menyambutku terlahir ke dunia ini, betapa bahagianya kalian punya aku.
Kalian rela tidak tidur demi menjagaku hingga terlelap.
Dengan sabarnya kalian membimbingku disaat aku terjatuh tertatih ketika belajar berjalan.
Dengan tulusnya kalian mengajarkanku agar bisa berbicara. 
Dan kalian pasti sangat sangat bahagia ketika mendengarku bisa memanggil nama kalian.
Bayangan-bayangan dimasa kecil itu, membuatku ingin kembali lagi ke masa itu. 
 Masa dimana aku yang masih kecil mungil ini kalian gendong, kalian pangku, kalian peluk mesra serta tak henti-hentinya pipi ini menerima ciuman hangat kalian.

Mama, Papa, aku ingin seperti itu lagi, dipeluk dicium dimanja.
Aku masih akan tetap menjadi putri kecil kalian. 
Tidak akan pernah berubah sampai kapanpun.
Mama, Papa, sesungguhnya aku merindukan saat-saat itu, saat-saat aku disayang ditimang dimanja.

Mama, Papa, diusiamu kini yang tidak lagi muda, sudah hampir setengah abad.
Tubuhmu yang dulu kekar, kuat dan tegap Pa, sekarang telah mulai layu dan lemah.
Engkau yang dahulu kuat berjalan jauh bahkan langkahmu begitu cepat, kini sudah tidak kuat lagi seperti itu.
Menangis hati ini Pa, aku selalu berharap engkau bisa berjalan tegap, berbadan kuat dan kekar sehingga masih bisa menggendong putri kecilmu ini.
Ma, dahulu tubuhmu yang selama sembilan bulan lebih kuat membawaku kemana-mana kini sudah mulai renta. Sudah mulai lemah dan sering kecapean.
Uban kini telah tumbuh hampir menutupi rambut hitammu nan cantik.

Tuhan, kalau aku boleh memilih, aku ingin tetap melihat mereka berdua yang gagah, kuat dan cantik.
Aku ingin tetap menjadi anak kecil sehingga mereka pun tetap muda.
Ingin kembali dimasa-masa itu, ya Tuhan.

Wahai dua malaikat pelindungku.
Aku harap kalian tau bagaimana perasaanku.
Rasa yang dahulu mungkin belum aku punyai.
Namun sekarang aku baru menyadarinya.
Rasa ini sungguh, sungguh besar sekali.
Rasaku padamu.
Semoga kalian juga merasakan
Betapa rindunya putri kecilmu ini padamu.
Betapa besar rasa sayang dan rasa cintaku ini kepadamu Mama, Papa.

Mungkin dikeseharian aku begitu sulit untuk mengungkapkan rasa ini kepada kalian.
Tapi Tuhan, aku mohon, sampaikan pada mereka.
Di tanah rantau ini, anaknya ini sungguh merindukan mereka. Sungguh mencintai dan menyayangi mereka.
Tolong jaga mereka dikampung halamanku ya Tuhan, Jaga mereka.
Berilah mereka kesehatan, panjangkan umur mereka.
Limpahkan segala Rejeki, RahmatMu dan HidayahMu kepada mereka ya Tuhan.
Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu kecil.
Ijinkan aku tuk bisa membuat mereka bahagia di dunia dan di akhirat ya Tuhan.
Beri aku kekuatan untuk mewujudkan cita-citaku demi mencapai harapan-harapan mereka.
Demi menggoreskan rona merah dipipi mereka, demi mebuat mereka selalu tersenyum bahagia.

Andai Mama dan Papa suka ngeblog juga dan membaca tulisanku ini.
Aku sayang Mama Papa.
Aku akan selalu jadi putri kecilnya Mama Papa, walaupun nanti aku sudah memulai hidupku sendiri.
Dan kalian tetaplah selalu jadi Mama dan Papaku selamanya.
Aku akan berusaha mewujudkan harapan-harapan besar kalian.
Aku akan membuat kalian bangga dan bahagia.




Salam rindu dan sayangku untuk kalian.
Ditulis dari hati yang paling dalam penuh cinta dan ketulusan.

-

Dari anakmu yang sangat sayang dan cinta padamu Ma, Pa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar