Senin, 28 April 2014

Saya Mau Seperti Kopi

Seorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, barulah dia tahu karakter asli sang suami keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dll.

Wanita muda itu berharap orang tuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih.

Sang ibu pun memasukkan 3 benda kedalam air mendidih tersebut, pertama beliau masukkan wortel, lantas masukkan telur dan yang terakhir, beliau memasukkan kopi.

Setelah menunggu beberapa saat, Sang Ibu mengangkat ke - 3 benda tersebut, dan diletakkan dalam masing-masing sebuah wadah. Hasilnya: wortel yang keras menjadi lunak, telur yang mudah pecah menjadi keras, dan kopi menghasilkan aroma yang harum.

Lalu sang ibu menjelaskan: "Nak... masalah dalam hidup itu bagaikan air mendidih". Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampak-nya".

Kita bisa menjadi :
1. Lembek seperti wortel.
2. Mengeras seperti telur.
3. Atau harum seperti kopi.

Wortel dan telur tidak mempengaruhi air... Mereka malah berubah oleh air. Sementara kopi malah merubah air dan membuatnya menjadi harum.

Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja, tapi apakah kita dapat tetap bersyukur saat kita ditimpa masalah?

Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang.
* Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri.
* Ada yang mengeras, marah dan menyalahkan pihak lain.
* Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan bijaksana.

Itu semua tergantung pilihan kita sendiri bagaimana kita merespon sebuah permasalahan.

Repost from www.sekolahpernikahan.com by Phia


Anda mau jadi seperti apa?
Kalau saya, kopi. :)


Senin, 21 April 2014

My Silver Year

Setelah tadi nggak sengaja baca postingan disalah satu blog, saya baru sadar, kalo tahun ini usia saya sudah menginjak 25 tahun! Kalau biasanya orang merayakan ulang tahun peraknya diumur seperempat abad ini.

Saya, sama sekali tak menginginkan perayaan-perayaan ulang tahun seperti itu. Tetapi saya menginginkan sesuatu yang berbeda di tahun perak ini, saya ingin ada 'hadiah' spesial dari Allah untuk saya. Hadiah bukan berarti diberikan secara cuma-cuma, tetapi tetap harus usaha. Semoga saja mimpi-mimpi saya mulai dari impian yang kecil hingga impian besar saya bisa saya wujudkan satu per satu di tahun ini, sehingga membuat tahun perak ini lebih berkesan dan istimewa. Aamiin.

Sebenarnya saya sedikit menyesal juga kenapa saya terlambat menyadari bahwa 25 tahun itu sungguh berarti untuk dikenang. Sehingga sudah menginjak bulan keempat ditahun ini pun saya belum bisa mewujudkan impian berarti untuk saya. Belum banyak perubahan-perubahan besar yang saya lakukan dan belum banyak keputusan-keputusan besar yang saya ambil untuk hidup saya kedepannya.

4 months to go! semoga masih memiliki cukup waktu untuk berusaha semaksimal mungkin mewujudkan mimpi. Saya ingin sesuatu yang berbeda dan spesial di tahun ini. :)

Read a Book



The MORE that you READ
The more THINGS you will KNOW
The MORE you LEARN
The more PLACES you'll GO

~Dr.Seuss~

-------------------------------------------------------------

I really love reading books and also love to go to the bookstore, books is my favorite things.
But lately i feel difficult to have time with my books, i started reading books rarely. :(
After read this article "Door Duisternis tot Licht" i'm excited again with books.
Books is our window to the world,  find great books and get inspired!

Kamis, 17 April 2014

Cerita Malam Ini

Siapapun pasti akan menyambut malam ini dengan riang gembira. Ya, jalanan Jakarta sore ini adalah buktinya. Ia riang dengan nyanyian khas yang saling bersahut-sahutan. Ia gembira dengan kerlap-kerlip lampunya.

Semua orang hendak buru-buru pulang kantor dan semua orang ingin berpacu menuju pintu gerbang tempat wisata. Ugh, tol arah puncak pasti sudah dirayapi oleh ribuan roda berjalan itu. Begitu juga tol arah Bandung.

Dan saya juga berjuang menerjang ganasnya kemacetan ibu kota bersama kuda besi beroda dua menuju stasiun kereta. Terima kasih kepada abang ojek yang baik hati karena rela mengantarkan saya dibanding dua pelanggan lainnya untuk bermacet-macet ria ditengah ibu kota.

Akhirnya sekarang saya sudah duduk manis dikursi kereta. Memulai perjalanan yang cukup panjang ke kota wisata. Bertemu kawan, lalu saya teringat sesuatu.
Tentang keinginan terpendam itu...

Tunggulah, jika sudah cukup uang disaku. Maka akan saya lontarkan lagi peluru itu. Mendalami dunia nyata yang terabadi dalam sebuah kamera.

Selamat malam, selamat berakhir pekan. :)

Kalau Bukan Saya, Siapa Lagi?

Kita pasti punya segudang cita-cita dan impian, kan? 
Kita pasti punya keinginan untuk ini itu kan?
Pasti! Saya pun begitu.

Saya punya banyak sekali cita-cita, impian, keinginan dan harapan. Namun, seringkali saya lengah, seringkali saya terlalu mengharapkan orang lain diluar diri saya sendiri untuk menggapai cita-cita, mewujudkan mimpi, serta memenuhi keinginan dan harapan saya. Padahal untuk bisa mendapatkan itu semua saya sendirilah yang seharusnya berusaha sekuat tenaga, kemudian kepada Allah sajalah hendaknya saya berharap (bertawakal).

Kadang kala saya juga masih mencampur-adukkan antara kepentingan impian saya dengan pertolongan-pertolongan yang tak pasti dari orang lain. Padahal ini kan impian saya? Yang tahu dan peduli betul ya hanya saya seorang lah, dan yang bertanggung jawab atas proses yang saya lalui untuk mewujudkan impian ini hanya saya jugalah. Orang lain mana dia peduli? Dia saja sudah sibuk dengan impiannya sendiri, kan?

Yah, meskipun dalam proses mencapai impian itu kita pasti tidak bisa benar-benar seorang diri, karena kita kan makhluk sosial jadi kita tentunya masih membutuhkan bantuan orang lain. Namun bantuan disini bukanlah berarti kita bisa 'menggantungkan' harapan pada bantuan orang tersebut.

Misalnya saja, ketika kita akan menghadapi sidang ujian tugas akhir, coba kita perhatikan siapa saja yang terlibat. Ada dosen pembimbing, dosen penguji, admin jurusan yang mengurusi jadwal sidang kita, bahkan profesi tukang fotokopi pun ikut membantu kita dalam hal ini. Tapi apa benar kita bisa mengharapkan tukang fotokopi untuk mewujudkan sidang kita? tentu saja tidak! Karena dia tidak tahu menahu soal materi ujian kita. Tetapi dia merupakan salah satu elemen penting yang ketika kita sendiri tidak mendatanginya untuk memfotokopi materi ujian kita, maka tentunya dia tidak akan bergerak dan  bekerja untuk memfotokopi materi kita begitu saja bukan? Mengerti dengan analogi ini? *Maaf bagi yang gagal paham sama bahasa saya yang amburadul. :D Kira-kira begitulah.

Akhirnya saya juga memahami, ketika kita menginginkan sesuatu ya kita lah yang harus bergerak dan berjuang untuk itu, bukan orang lain! Bahkan ketika kita mengharapkan orang lain untuk berubah ya kita jugalah yang harus begerak agar orang tersebut tergerak untuk mau berubah. Misalnya, memberi teladan tentang perubahan yang kita inginkan dan lain sebagainya. Bukan hanya berharap dan menunggu perubahan. Apalagi sampai menyalahkan orang tersebut karena dia tidak berubah. :)

Prinsipnya kita yang inginkan sesuatu ya kitalah yang berusaha untuk itu.

Maka, jadilah kuat! Untuk diri sendiri dan orang lain. :)


Fix You - Coldplay




"Fix You"

When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down your face
And I...

Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face
And I...

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

---------------------------------------------------------------------

I will try to fix you,
let's grow up together.

Senin, 14 April 2014

We'll never know what happens in the futurejust do the best for now.

Jumat, 11 April 2014

Apa Rasanya

Apa rasanya menjadi orang yang tak diinginkan?
Entahlah...
Dahulunya sangat diinginkan, seiring berjalannya waktu, tajamnya kerikil yang ditapaki, kencangnya angin yang menerpa membuatnya tak lagi seperti dahulu ketika ia begitu diinginkan.
Sekarang?
Semuanya telah perlahan mati sunyi di dalam hatinya.

Ia semakin buruk tampaknya.
Semakin tak terarah dan terombang-ambing ditengah samudera luas.
Ia merasa semua orang ingin mencampakkannya, tetapi orang-orang itu pun sepertinya tak tega.
Ia ingin pergi dan berlari kencang, tetapi tak ingin juga pergi begitu saja.
Tak ingin pergi sebagai orang yang terbuang.

Ia ingin pergi dengan meninggalkan jejak disini.
Ia ingin pergi dengan menghapus keburukan yang pernah dilakukannya.
Ia ingin pergi dan berpisah baik-baik.
Ia ingin pergi secara terhormat.

Rabu, 02 April 2014

Yang saya tahu adalah bekerja dengan benar, bekerja dengan jujur, bekerja semaksimal mungkin dalam kondisi apapun.

Tidak berdusta untuk mendesak orang, tidak serta-merta menumpah-ruahkan emosi, dan tidak berbicara kasar.

Walaupun kadang bisa terjadi pembiacaraan lain di depan lain di belakang saya, saya percaya jika apa yang saya lakukan adalah benar, maka ada Sang Maha Tahu dan  Maha Adil yang akan menolong saya.

Janganlah sekali-kali mencoba mendustai nurani, karena tidak ada yang luput dari penglihatan-Nya.

Jadi orang baik itu tidak mudah dan tidak pula sulit. Tergantung keyakinan kita saja.

Live your life!

Selasa, 01 April 2014

Si Pelayan Publik

Tau nggak sih, dulu itu saya ingin sekali bisa bekerja sambil membantu banyak orang. Bahkan sempat terpikir untuk menjadi pelayan publik, entahlah dalam bentuk apa kerjaan itu ketika itu belum terbayang dibenak saya. Sepertinya menyenangkan, karena selain dapat membantu atau meringankan beban kesulitan orang-orang jika ikhlas menjalankan maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Ya, karena memang cita-cita saya adalah menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, dan juga hewan, tumbuhan serta lingkungan yang ada disekitar saya. Khoirunnas anfa'uhum linnas, adalah motto hidup yang saya pegang erat-erat.

Bahkan sekarang ini Alhamdulillahnya saya juga diberikan kesempatan oleh Allah untuk bekerja sekaligus membantu banyak orang. Menyenangkan! Namun, untuk berbuat kebaikan pasti selalu saja ada halangan dan rintangan bahkan godaan syaithon yang membuat kita malas membantu, uring-uringan, tidak ikhlas mengerjakannya, bahkan kemudian merasa trauma dan tidak ingin lagi untuk menjadi 'pelayan publik' tersebut.


Seperti sekarang ini yang saya alami, *curhat. Awalnya saya merasa sangat senang karena dapat membantu banyak orang yang artinya saya bisa dibilang bermanfaat bagi orang lainnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, namanya juga pelayan publik, muncullah berbagai macam komplain-komplain. Wajar sih menurut saya, karena tugas saya adalah mengatasi masalah jadi wajar jika seseorang mengadukan masalahnya kepada saya. Waktu terus berjalaan hingga akhirnya komplain demi komplain terus berdatangan hingga dimarahi pun sudah menjadi makanan, saya tentu saja terus mengevaluasi diri. Mungkinkah kinerja saya kurang? atau lain sebagainya. Tugas saya ini tidak hanya bisa langsung saya tangani sendiri saja pada beberapa permasalahan saya pun harus melibatkan orang lain untuk mengatasi masalah itu. Disinilah yang menurut saya menjadi kuncinya. Saya bukanlah orang super tegaan yang bisa marah-marah seenaknya, langsung menegur seenaknya tanpa melihat duduk permasalahan terlebih dahulu, saya tidak bisa menjadi manusia yang seperti itu. Tetapi saya lebih sering mempelajari sebab-akibat yang melatarbelakanginya. Sehingga mungkin orang-orang menganggap saya remeh, sepele, bisa dipermainkan dan sebagainya. Sifat saya yang seperti inilah yang mungkin dimanfaatkan orang-orang untuk bisa 'santai' dihadapan saya. Dan mungkin sifat ini juga yang dimanfaatkan para komplainer untuk menekan saya. Haha. Apalah itu ya. :p


Tetapi memang begitulah kenyataannya, untuk menjadi seorang pelayan publik itu tidaklah mudah, untuk berbuat baik pun tidaklah mudah, harus benar-benar mempunyai kesabaran yang tak terhingga, harus bisa berkomunikasi dengan baik, harus bisa beramah-tamah dan berbuat baik dengan ikhlas dan senyuman manis, dan seketika itu juga harus bisa menjadi manusia super garang. Ah, poin yang terakhir ini sedikit sulit buat saya. :(


Oiya, satu lagi ini hanya sharing pendapat saya saja sih. Kalau saya perhatikan mental orang sekarang adalah mental komplainer. Gimana enggak, kesalahan sedikit saja, misal salah menaruh ember langsung pada protes pada komplain, apa ya nggak bisa nyari dulu? Ckckcckk. Kemudian kasus yang pernah saya hadapi, baru melakukan keteledoran satu kali saja langsung dikomplain, padahal tidak tau alasannya teledor apa, bisa jadi karena sedang terburu-buru, tidak fokus karena anak dirumah sakit, dan sebagainya. Intinya dikit-dikit protes, dikit-dikit komplain, tanpa mencari tau dulu latar belakangnya dan tanpa mencoba untuk memaklumi keteledoran yang baru satu kali terjadi. Kalo begini terus, ya kapan negara kita maju? wong masyarakatnya yang bisa dibilang sudah berpendidikan tinggi karena kerja dikantoran mentalnya mental komplainer. Mbok yo punya mental solusioner gitu? :D

Hai April

Apriiillll, already April today!
Saya tidak akan bilang "april mop" seperti sebagian besar orang ketika memasuki tanggal 1 April, karena memang tidak sesuai dan sepaham dengan ajaran agama yang saya anut. :)

Bagaimana longweekend menghabiskan bulan Maret bagi kalian semua? Menyenangkan?
Walaupun saya tidak berlibur kemana-mana selama longweekend ini tetapi liburan saya di rumah cukup menyenangkan, setidaknya saya tidak menikmati macet berkepanjangan. Haha.
Menyedihkan memang ketika longweekend hanya dihabiskan dijalanan bermacet-macet ria, belum lagi tempat wisata yang dituju juga sudah banjir manusia yang  juga ingin merasakan yang sama dengan kita. Pffff, tadinya pengen liat yang ijo-ijo dipuncak eh malah liat warna-warni baju manusia disana. Hehe. Mungkin bagi warga Jakarta dan sekitarnya disarankan mencari alternatif tempat liburan selain puncak / bandung. Masih banyak lho tempat wisata menarik lainnya disekitaran Jakarta dan Jawa Barat yang mungkin belum dijelajahi. :D

So back to topic, gimana kita menyambut dan menjalani bulan April ini?

Lagi dan lagi saya pasti akan bilang time is running so fast!
Kayaknya tuh baru kemaren memasuki tahun baru 2014, eh masak udah abis aja tiga bulannya?
Rasanya masih banyak banget yang belum bisa saya lakukan, masih banyak banget kesempatan-kesempatan kebaikan yang saya lewatkan, dan masih banyak banget yang harus diubah dalam diri saya. :(

Saya tidak mau terlena begitu lama, dengan 'memaklumi' kondisi diri dan hati. Karena semakin lama kita terpuruk ke dalam lubang dalam, semakin sulit bagi kita untuk bangkit mencapai permukaan lagi, bahkan mungkin kita sudah merasakan 'kenyamanan' di dalam lubang itu? Huufff no..no..no.. saya tidak mau hal itu terjadi dalam kehidupan saya lagi.

Sebenarnya yang dibutuhkan adalah niat yang ikhlas, kebulatan tekad dan kemampuan diri untuk tetap istiqamah. Yuk! BISMILLAH