Kamis, 17 April 2014

Kalau Bukan Saya, Siapa Lagi?

Kita pasti punya segudang cita-cita dan impian, kan? 
Kita pasti punya keinginan untuk ini itu kan?
Pasti! Saya pun begitu.

Saya punya banyak sekali cita-cita, impian, keinginan dan harapan. Namun, seringkali saya lengah, seringkali saya terlalu mengharapkan orang lain diluar diri saya sendiri untuk menggapai cita-cita, mewujudkan mimpi, serta memenuhi keinginan dan harapan saya. Padahal untuk bisa mendapatkan itu semua saya sendirilah yang seharusnya berusaha sekuat tenaga, kemudian kepada Allah sajalah hendaknya saya berharap (bertawakal).

Kadang kala saya juga masih mencampur-adukkan antara kepentingan impian saya dengan pertolongan-pertolongan yang tak pasti dari orang lain. Padahal ini kan impian saya? Yang tahu dan peduli betul ya hanya saya seorang lah, dan yang bertanggung jawab atas proses yang saya lalui untuk mewujudkan impian ini hanya saya jugalah. Orang lain mana dia peduli? Dia saja sudah sibuk dengan impiannya sendiri, kan?

Yah, meskipun dalam proses mencapai impian itu kita pasti tidak bisa benar-benar seorang diri, karena kita kan makhluk sosial jadi kita tentunya masih membutuhkan bantuan orang lain. Namun bantuan disini bukanlah berarti kita bisa 'menggantungkan' harapan pada bantuan orang tersebut.

Misalnya saja, ketika kita akan menghadapi sidang ujian tugas akhir, coba kita perhatikan siapa saja yang terlibat. Ada dosen pembimbing, dosen penguji, admin jurusan yang mengurusi jadwal sidang kita, bahkan profesi tukang fotokopi pun ikut membantu kita dalam hal ini. Tapi apa benar kita bisa mengharapkan tukang fotokopi untuk mewujudkan sidang kita? tentu saja tidak! Karena dia tidak tahu menahu soal materi ujian kita. Tetapi dia merupakan salah satu elemen penting yang ketika kita sendiri tidak mendatanginya untuk memfotokopi materi ujian kita, maka tentunya dia tidak akan bergerak dan  bekerja untuk memfotokopi materi kita begitu saja bukan? Mengerti dengan analogi ini? *Maaf bagi yang gagal paham sama bahasa saya yang amburadul. :D Kira-kira begitulah.

Akhirnya saya juga memahami, ketika kita menginginkan sesuatu ya kita lah yang harus bergerak dan berjuang untuk itu, bukan orang lain! Bahkan ketika kita mengharapkan orang lain untuk berubah ya kita jugalah yang harus begerak agar orang tersebut tergerak untuk mau berubah. Misalnya, memberi teladan tentang perubahan yang kita inginkan dan lain sebagainya. Bukan hanya berharap dan menunggu perubahan. Apalagi sampai menyalahkan orang tersebut karena dia tidak berubah. :)

Prinsipnya kita yang inginkan sesuatu ya kitalah yang berusaha untuk itu.

Maka, jadilah kuat! Untuk diri sendiri dan orang lain. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar