Senin, 19 Agustus 2013

Thirteen Tricks to Motivate Yourself

Who needs Tony Robbins when you can motivate yourself? Overcoming the emotional hurdle to get stuff done when you’d rather sit on the couch isn’t always easy. But unless calling in sick and waking up at noon have no consequences for you, it’s often a must.
For those of you who never procrastinate, distract yourself or drag your feet when you should be doing something important, this article isn’t for you. But for the rest of us humans, it’s good to have a library of motivational boosters to move us along.

How to Avoid Motivation
The best way to motivate yourself is to organize your life so you don’t have to. If work is a constant battle for you, perhaps it is time to start thinking about a new job. The idea is that explicit motivational techniques should be a backup, not your regular routine.
Here are some other things to consider making work flow more naturally:

Passion. Do things you have a passion for. We all have to do things we don’t want to. But if life has become a chronic source of dull chores, you’ve got a big problem that needs fixing.
Habits. You can’t put everything on autopilot. But I’ve found putting a few core habits in place creates a structure for the day. Waking up at the same time, working at the same times and having a similar productive routine makes it easier to do the next day.
Flow. Flow is the state where your mind is completely focused on the task at hand. While there are many factors that go into producing this state, having the right challenge level is a big part. Find ways to tweak your tasks so they hover in that sweet spot between boredom and maddening frustration.
Motivation Tips
Despite your best efforts, passion, habits and a flow-producing environment can fail. In that case, it’s time to find whatever emotional pump-up you can use to get started. Here are a few:
1. Go Back to “Why” – Focusing on a dull task doesn’t make it any more attractive. Zooming out and asking yourself why you are bothering in the first place will make it more appealing. If you can’t figure out why, then there’s a good chance you shouldn’t bother with it in the first place.
2. Go for Five – Start working for five minutes. Often that little push will be enough to get you going.
3. Move Around – Get your body moving as you would if you were extremely motivated to do something. This ‘faking it’ approach to motivation may seem silly or crude, but it works.
4. Find the Next Step – It’s impossible to work on a project. All you can do is focus on the next immediate step. Fighting an amorphous blob of work will only cause procrastination. Chunk it up so that it becomes manageable.
5. Find Your Itch – What is keeping you from working. Don’t let the itch continue without isolating it and removing the problem. Are you unmotivated because your tired, afraid, bored, restless or angry. Maybe it is because you aren’t sure you have time or delegated tasks haven’t been finished yet.
6. Deconstruct Your Fears – I’m sure you don’t have a phobia about getting stuff done. But at the same time, hidden fears or anxieties can keep you from getting real work completed. Isolate the unknowns and make yourself confident you can handle the worst case scenario.
7. Get a Partner – Find someone who will motivate you when you’re feeling lazy. I have a friend I go to the gym with. Besides spotting weight, having a friend can help motivate you to work hard when you’d normally quit.
8. Kickstart Your Day – Plan out tomorrow. Get up early and place all the important things early in the morning. Building momentum early in the day can usually carry you forward far later.
9. Read Books – Not just self-help or motivational books, but any book that has new ideas. New ideas get your mental gears turning and can build motivation. Learning new ideas puts your brain in motion, so it requires less time to speed up to your tasks.
10. Get the Right Tools – Your environment can have a profound effect on your enthusiasm. Computers that are too slow, inefficient applications or a vehicle that breaks down constantly can kill your motivation. Building motivation is almost as important as avoiding the traps that can stop it.
11. There are No Small Problems - The worst killer of motivation is facing a seemingly small problem that creates endless frustration. Reframe little problems that must be fixed as bigger ones, or they will kill any drive you have.
12. Develop a Mantra – Find a few statements that focus your mind and motivate you. It doesn’t matter whether they are pulled from a tacky motivational poster, or just a few words to tell you what to do. If you aren’t sure where to start, a good personal mantra is, “Do it now!”
13. Build on Success – Success creates success. When you’ve just won, it is easy to feel motivated about almost anything. Emotions tend not to be situation specific, so a small win, whether it is a compliment from a colleague or finishing two thirds of your tasks before noon can turn you into a juggernaut. There are many ways you can place small successes earlier on to spur motivation later. Structuring your to-do lists, placing straightforward tasks such as exercising early in the day or giving yourself an affirmation can do the trick.
source: lifehack

Jumat, 16 Agustus 2013

Pantaskah?

Waktu berjalan cepat hingga hari itu semakin dekat.
"Duh Gusti, cobaan-Mu begitu berat buat aku yang lemah ini. Ampuni aku Tuhan" rintihku dalam hati.
Siang itu aku duduk dipojok kafe Pelangi, dengan secangkir mocca hangat dan ditemani seorang sahabat.

"Ah, entah sudah berapa tahun aku meratapi nasibku ini. Sekarang saat yang tepat aku ceritakan padamu sebelum semuanya terlambat, April".
"Ini cerita yang mana lagi sayang? Masih yang dulu?".
"Entahlah Pril, aku pun udah lupa cerita yang dulu seperti apa, yang jelas sekarang aku pengen jujur sama kamu, cerita semuanya sama kamu, dari A-Z!! Hanya kamu orang yang aku percaya Pril. Bahkan sama keluargaku sendiri aku nggak bisa ceritain ini." dadaku semakin sesak, bulir-bulir itu berlomba-lomba hendak keluar dari pelupuk mataku.
"Ayo, sekarang kamu tenang dulu yaa, kamu cerita deh sama aku. Aku akan dengerin cerita kamu dari A-Z selama apapun kamu mau cerita aku dengerin. Kamu tau kan? Aku jauh-jauh datang ke sini cuma buat kamu? Jadi kita masih punya waktu yang panjang buat ngobrol".
"Tapi aku udah nggak punya banyak waktu lagi Pril", akhirnya bulir-bulir itu keluar dari pelupuk mata mengalir lembut melalui pipiku.
April langsung memelukku, membelaiku  lembut. "Sabar yaa sayang, sabar, sabar".
Dadaku semakin sesak, pipiku semakin basah, sepuluh menit sudah aku tidak bisa menghentikannya. Tak ada satu katapun keluar dari mulutku maupun April.

"Pril, aku bingung. Apa dia pantas untukku?"
April diam dan terus membelaiku lembut.
Aku mulai bangkit menghapus airmataku dan meneguk moccaku yang sudah tidak hangat lagi.
"Pril, sekarang kedua keluarga kami sudah saling bertemu dan sudah merestui kami".
"Alhamdulillah kalau kedua keluarga kalian sudah merestui, bukankan hal itu pertanda baik?"
"Iya Pril, tapi entah mengapa masih ada yang mengganjal dihatiku".
"Ya wajar memang masih ada yang mengganjal sana-sini, kamu sudah pasrahkan sama yang di atas?"
"Udah Pril, Selama Ramadhan kemarin tak henti-hentinya aku berdoa mohon petunjuk yang baik sama Allah".
"Nah, kalau gitu apalagi yang masih mengganjal dihati kamu?"
"Ceritanya panjang Pril, memang selama ini aku udah cerita sama kamu, tapi ada hal-hal tertentu yang belum bisa aku ceritakan dan ini mungkin saja aib bagi dia dan bagiku".
"Kamu nggak usah khawatir, kita bisa berlama-lama kok duduk disini, kalau perlu aku booking ni cafe khusus buat kamu cerita. Yaa monggo, aku sih nggak maksain kamu harus cerita semua, yang penting kamu merasa lega aja dan udah nggak mengganjal dihati kamu. Dan kamu nggak bingung lagi."

"Pril, kamu tau kan soal mantannya yang dulu itu aku cerita ke kamu?"
"Iya tau, dia lagi masalahnya?"
"Bukan sih Pril, cuma mengingatkan kamu aja kalau dulu aku pernah mempermasalahkan itu. Aku kekanak-kanakan ya Pril?"
"Enggak, itu wajar kok, aku juga kalau udah jadi kamu udah aku damprat dia. Tapi saranku ya kamu emang harus tegas dan harus jelasin ke dia, daripada kamu uring-uringan sendiri dan sakit hati sendiri sedangkan dia cuma santai-santai aja? ya kan?"
"Itu yang susah Pril, aku itu bukan orang yang gampang ngungkapin apa yang aku rasa. Apalagi soal mantannya, dia kira aku terlalu ikut campur nanti. Aku malu pril ngomongin ini ke dia."
"Nggak usah malu dong, dari pada dia keterusan? gimana lho?"
"Ya nggak tau lah Pril, berarti dia bukan jodohku".
"Hush, kamu itu. Jangan begitulah. Tunjukkin kalo kamu bukan cewek yang gampang ditipu dan dirayu sama dia."
"Masalahnya dia itu ketika lagi sama aku beda banget Pril, beda dari chattingan dia sama temennya, dari smsnya dari whatsapp. Aku sendiri bingung sama dia itu."
"Jadi cewek harus tegaan Lyla sayaaaang, kalau nggak kamu yang ditegain ama cowokmu."
"Duh, Pril. Soal mantannya sepertinya nggak usah aku pikirin lagi kayaknya. Lagian mantannya udah nikah ini. Semoga aja dia dan mantannya nggak ganjen lagi. Kamu tau nggak sih? Dia itu bak pangeran seribu topeng! entahlah susah ngungkapinnya Pril."
"Aku salut sama kamu, sabar banget, tapi tetep ya inget pesenku jangan kelewat baik dan jangan kelewat sabar."
"Iya Pril, aku harus berguru padamu ini sepertinya".
"Hemm. Trus apalagi yang masih mengganjal dihati seorang Lyla? Is it more than just an ex?"
"Yes, Pril".
"What is it?"

Aku menghela napas panjang sambil menyeruput mocca hingga habis.

[Continue]


Post Holiday/Lebaran Syndrome

Semua orang yang bekerja apalagi masih bekerja 'ngikut' orang pasti akan sangat senang sekali *majas hiperbola* kalau tiba saatnya masa liburan. Kenapa? Yaa saya rasa anda-anda bisa menjawabnya sesuai dengan versi masing-masing. Kalau saya pribadi ya karena liburan itu menyenangkan, bisa terlepas sejenak dari rutinitas kantor yang menjenuhkan. Sudah sangat wajar jika kita melakukan sebuah rutinitas tentu memerlukan waktu-waktu untuk refreshing agar kita tidak stress dan mudah bosan terhadapnya.

Bagi saya anak yang masih bau kencur ini memang tidak bisa berlibur berlama-lama karena belum dapat jatah cuti, paling lama ya weekend syukur-syuukur ada tanggal merah jadinya long weekend. Dan pas lebaran ini walaupun tidak dapat cuti dan tidak ada cuti bersama tapi saya diizinkan untuk mudik pulang kampung dengan catatan 'leave without pay'. Yah, begitulah, bersyukur saja, yang penting mah bisa kumpul sama keluarga, uang yang tidak dibayarkan dan tiket mudik PP yang begitu menguras kantong tidak seberapa harganya dibandingkan momen kumpul keluarga saat lebaran ini yang tidak bisa dibeli walau dengan sebatang emas.

 Jadi, libur lebaran kali ini memang liburan yang sangat menyenangkan bagi saya. Pertama, bisa kumpul keluarga. Kedua, bisa makan enak, hahaha. Ketiga, bisa tidur nyenyak. Keempat, bisa jalan-jalan refreshing bareng keluarga tanpa memikirkan soal kerjaan. Selama pulang itu hidup berasa nyamaaaan banget. 

Nah, masalahnya adalah ketika kita tengah menikmati suasana senyaman itu dan tiba-tiba harus pergi berpisah meninggalkannya. Huaaaaaa T.T berat bok! berat! meninggalkan keluarga dan kampung halaman beserta kenyamanan yang ada disana dan harus kembali lagi ke perantauan seorang diri T.T sehingga hal dapat menyebabkan penyakit serius yaitu post holiday syndrome.

Parahnya post holiday syndrome itu kini tengah saya alami. Mulai dari susah bangun pagi, kebetulan lagi dapet jadi ga usah bangun subuh yang menyebabkan jam bangun saya bergeser ke arah pukul setengah tujuh! Bayangkan setiap hari saya bangun selalu tepat pukul setengah tujuh! Disamping itu post holiday syndrome ini dapat berdampak 'positif' juga bagi saya, karena setiap pagi saya jadi rajin berolahraga yaitu lari pagi menuju kantor karena sudah terlambat. Selain menyebabkan kemalasan dalam bekerja yang mengakibatkan kinerja menjadi turun drastis karena kantor masih sepi, syndrome ini juga mengakibatkan ke-stress-an luar biasa bagi saya. Pasalnya, semua orang! se-mua o-rang!! didivisi saya sedang cuti, jadilah saya anak sebatang kara yang ditinggal cuti mas-masnya. Bayangkan!! perusahaan segede ini yang udah punya puluhan cabang se-Indonesia IT nya cuma saya seorang diri, seorang anak baru yang masih bau kencur. Mending kalo santai-santai aja ngelanjutin project saya sendiri, nah ini banyaaak aja komplain, adaaaa aja masalah. Yes! Trouble is a friend! *mamaaaaa tolooooong T.T 
Saya hanya berharap semoga post holiday syndrome ini cepat berakhir. Anyway, besok udah weekend! Semoga penyakit ini cepet sembuh dan dihari senin udah kembali normal lagi. Amin.


Kamis, 15 Agustus 2013

10 Random Facts About Me

1. Cuek, tapi care. ^Pura-pura cuek sih sebenernya.
2. Paling nggak bisa ngungkapin perasaan. ^Makanya jadinya pura-pura cuek.
3. Lebih suka pup di kantor daripada di mess. ^Yang ini asli random.
4. Suka ngomong sendiri. ^Bukan gila yee.
5. Sukaaa banget traveling. 
6. Perencana yang handal tapi kadang suka nggak patuh sama rencana yang dibuat sendiri
7. Detail.
8. Lelaki yang cool adalah yang jago main biola dan gambar/lukis.
9. Pengen jago karate/taekwondo.
10. Tipe manusia pelor (Nempel molor).

Rabu, 14 Agustus 2013

#Quote

There is always chance to change and make things right.

Eid Mubarak 1434H

Mohon Maaf Lahir Bathin
Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1 Syawal 1434H
Semoga Kita Istiqamah dengan Amalan-amalan Kita Selama Bulan Ramadhan
Sehingga Menjadikan Kita Pribadi yang Lebih Baik


Mohon maaf yaa semuanya, saya terlambat mengucapkan. Maklum lah yaa kalo lagi mudik ga sempet bersantai-santai ria laptopan sambil internetan.hehehe.
Lebaran kali ini terasa begitu singkat buat saya, karena memang belum dapat jatah cuti dari kantor sehingga kalau mau cuti yaa 'leave without pay' istilahnya, jadi jangan lama-lama deh sayang aja gitu. hahaha. Selain itu juga karena mama papa masuk kerjanya juga keburu-buru tanggal 12 udah masuk bok! Jadi H+2 lebaran langsung cabut dari padang, dan saya baru tanggal 12 nya cabut.
Walau begitu yaa disyukuri saja, karena yang paling penting bisa kumpul bersama keluarga. Itu sudah merupakan hal yang tak ternilai harganya bagi saya :). Yaahh memang ada yang kurang karena tuo (baca:kakek) saya sudah tidak membersamai kami disini. Sedih juga terasa, soalnya jauh hari sebelum lebaran, bahkan ketika baru mendapat gaji pertama saya yang waktu itu tak seberapa saya sudah meniatkan untuk membelikan tuo seperangkat pakaian lebaran. Hiks, apa mau dikata Allah berkehendak lain. :( Tapi sungguh, tuo masih terus hidup di hati saya, orang-orang yang telah tiada bagi saya mereka tetap ada dan akan terus merasakan mereka ada karena mereka hidup di dalam hati saya.
Saya juga tidak akan pernah tau apakah saya masih bisa mengecap nikmatnya bulan Ramadhan di tahun depan. Jadi yang bisa saya lakukan sekarang adalah menghidupkan Ramadhan di setiap bulannya, tetap menjalankan amalan-amalan yang selama Ramadhan begitu semangatnya saya lakukan, agar Ramadhan tidak sekedar menjadi topeng buat saya.
Akhir kata, sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas semua kesalahan-kesalahan saya.
Dan, selamat lebaran!!! :)

Selasa, 13 Agustus 2013

Sepi, Sunyi, Senyap

Pagi ini ku tak melihat seorang pun dikala ku terjaga.
Tidak ada lagi yang membangunkanku, tidak ada lagi suara keramaian dan kehangatan.
Ya, kini ku telah sendiri lagi, kembali ke perantauan.
Berjuang menyambung hidup mewujudkan impian.
Sepi, sunyi, senyap.

Aku beranjak dengan lesu dari tempat tidur.
Aku lapar tapi tak ada yang bisa kumakan.
Beginilah rupanya nasib perantauan.
Tinggal sendiri jauh dari orang tua.

Kemudian kuberjalan gontai menuju kantor.
Pagi itu memang sepi sekali.
Tak ada penjaja makanan dan warung yang buka.
Tak ku dengar raungan kendaraan bermotor yang biasa memekakkan telinga.
Sepi, sunyi, senyap.

Kantor pun tak ingin kalah dengan sunyinya jalanan.
Sepi, sunyi, senyap.
Kurang dari sepuluh jari orang-orang yang kutemui.
Aku makin lunglai, menyeringai dan berandai-andai.

Oh Tuhan, perintahkan pada sang waktu untuk berlari cepat.
Perintahkan pada malaikat-Mu untuk menemaniku disini.
Sungguh, setan telah bebas berkeliaran dijalanan.
Menggodaku untuk bermalas-malasan.

Sepi, sunyi, senyap.
Ku menanti senja dalam diam.