Selasa, 13 Agustus 2013

Sepi, Sunyi, Senyap

Pagi ini ku tak melihat seorang pun dikala ku terjaga.
Tidak ada lagi yang membangunkanku, tidak ada lagi suara keramaian dan kehangatan.
Ya, kini ku telah sendiri lagi, kembali ke perantauan.
Berjuang menyambung hidup mewujudkan impian.
Sepi, sunyi, senyap.

Aku beranjak dengan lesu dari tempat tidur.
Aku lapar tapi tak ada yang bisa kumakan.
Beginilah rupanya nasib perantauan.
Tinggal sendiri jauh dari orang tua.

Kemudian kuberjalan gontai menuju kantor.
Pagi itu memang sepi sekali.
Tak ada penjaja makanan dan warung yang buka.
Tak ku dengar raungan kendaraan bermotor yang biasa memekakkan telinga.
Sepi, sunyi, senyap.

Kantor pun tak ingin kalah dengan sunyinya jalanan.
Sepi, sunyi, senyap.
Kurang dari sepuluh jari orang-orang yang kutemui.
Aku makin lunglai, menyeringai dan berandai-andai.

Oh Tuhan, perintahkan pada sang waktu untuk berlari cepat.
Perintahkan pada malaikat-Mu untuk menemaniku disini.
Sungguh, setan telah bebas berkeliaran dijalanan.
Menggodaku untuk bermalas-malasan.

Sepi, sunyi, senyap.
Ku menanti senja dalam diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar