Jumat, 28 Februari 2014

Dia

Dia terlalu liar untukku miliki
Sungguh aku tak sanggup memilikinya
Biarlah dia dimiliki oleh Sang Pemiliknya saja, Allah
Aku tak sanggup menjaga matanya sebagaimana Allah menjaga matanya
Aku tak sanggup menjaga langkahnya sebagaimana Allah menjaga langkahnya
Aku tak sanggup menjaga hatinya sebagaimana Allah menjaga hatinya
Dan aku tak sanggup menjaga dirinya sebagaimana Allah menjaga dirinya
Biarlah Allah saja, biarlah
Karena Allah lah sang pemilik dan penciptanya

Bahkan diriku sendiri saja tak sanggup aku jaga sebagaimana Allah selalu menjagaku

Kamis, 27 Februari 2014

Kangen

Randomly keinget swaragama fm streaming trus langsung googling saat itu juga dan terbukalah pagenya.
Dan seketika itu juga ada yang berteriak dari dalam. Berteriak merindukan Jogja. Padahal baru weekend kemaren sih dari Jogja. Tapi bukan sekedar Jogja yang aku rindukan. Aku rindu hidup di Jogja. Hidup menimba ilmu di Jogja selama kurang lebih lima tahun benar-benar membuat aku merindukan semuanya yang aku lakukan disana. Oh, rasanya ingin kembali ke masa itu. Benar-benar ingin kembali. Aaaaaaakkkk ingin berteriak agar bisa kembali ke masa itu tapi jelas saja itu mustahil! Andaikan ada mesin waktu. Ya Tuhan aku rindu sekali suasana Jogja. Huhuhuhu. Pengen nangis rasanya. Jogja.. Jogja.. memang istimewa di hati. Hiks. *nangis bombay* *kayaknya mending di close aja deh tu swaragamanya*.

Kla Project - Yogyakarta

Never Miss Fajr

Hai... Semangat Pagiiii Semua!!!!
Seperti biasa sebelum fokus bekerja saya biasakan untuk posting sesuatu dulu. *ups
Boleh nggak ya?
Sebenarnya nggak boleh sih, tapi kan butuh moodboster dulu dipagi hari dan refreshing sejenak ketika bekerja. Kalau saya postingnya pagi, berarti itu sebagai moodboster tetapi kalau siang atau sore maka artinya saya sedang refreshing mengistirahatkan otak dan kalau saya nggak posting sama sekali berarti saya sedang sangat sibuk.

Okay, beberapa hari lalu sewaktu saya refreshing otak ditengah hiruk-pikuknya ruangan kantor dengan bejibun permasalahan yang harus dipecahkan saya menyempatkan diri untuk membaca artikel. Kebetulan akhir-akhir ini saya merasa susah bangun subuh maka saya cari artikel yang berkaitan dengan tips dan trik agar mudah bangun subuh dan saya menemukan artikel yang cukup menarik.

Artikel tersebut mengulas sebuah applikasi di smart phone yang bernama "Never Miss Fajr", kamu bisa cari kok di play store mu di android atau yang punya Black Berry maupun Iphone mungkin juga bisa cari.




Kira-kira penampakan aplikasinya seperti gambar di atas. Jadi yang unik adalah, aplikasi ini tidak bisa ditutup begitu saja atau di snooze seperti yang sering kita lakukan terhadap alarm kita ketika berbunyi, melainkan ketika adzan subuh berkumandang sebagai alarm kita harus melakukan sesuatu terlebih dahulu sebagai triggernya baru bisa menutup aplikasinya. Trigger bisa kita pilih sesuai keinginan : 
1. Shake to wake. Dengan men-shake hand phone beberapa kali sesuai pilihan misalnya 20 kali, berarti kita harus men-shake hand phone sebanyak 20 kali agar alarmnya berhenti.
2. Trivia. Yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan harus dijawab dengan benar, jika tidak maka alarm akan terus berbunyi.

Kreatif! Aplikasi ini sungguh kreatif menurut saya. Dengan pilihan dua trigger di atas, otak kita sengaja 'dibangunkan' dengan berpikir keras menjawab pertanyaan, maupun dengan men-shake hand phone yang membuat badan kita dipaksa bangun. Kalau saya sih pilih triggernya dengan shake to wake, karena memang belum mampu menjawab pertanyaan-pertanyaannya, Hahaha. Dan Alhamdulillah aplikasi ini cukup membantu saya bangun lebih awal untuk sholat. Mau coba?


Rabu, 26 Februari 2014

Struggling with Masturbation



Wow, kayaknya baru kali ini saya mengangkat tema yang berbau-bau seperti ini. Hehe.
Sebenarnya saya sudah cukup sering mengamati what men think about women dari segi apapun. Karena saya wanita tentu tidak cukup bagi saya untuk menyelami pikiran yang ada didalam otak para lelaki. Bahkan ketika saya mencoba mengandaikan diri saya melihat wanita dari perspektif laki-laki itu masih sangat jauh dari perspektif laki-laki aktualnya. Kadang saya terus terang merasa jijik ketika membaca-baca topik serupa, yang bahkan pikiran lelaki itu sungguh wow buat saya sebagai seorang wanita. Sehingga benarlah laki-laki itu DIWAJIBKAN oleh Allah untuk menjaga pandangannya, ghodul bashar karena memang nasfunya yang begitu besar terhadap keindahan ciptaan Allah yang bernama wanita. Wanita pun demikian DIWAJIBKAN menutup auratnya dan menjaga kehormatannya agar tidak menjadi sasaran empuk lelaki mata keranjang yang menikmati setiap lekuk tubuh. Sehingga antara laki-laki dan wanita harus ada saling kerjasama, wanita harus menutup aurat dan laki-laki harus menundukkan pandangan.

Intronya mungkin memang kurang nyambung sama artikel yang akan saya copy-paste berikut, namun semoga bisa diambil hikmahnya. Dibawah ini saya akan mengcopy-paste sebuah artikel berdasarkan kisah nyata dengan judul yang sama seperti di atas yang saya ambil dari sini . Semoga bermanfaat!

Whipping the One-Eyed Wonder, jerking off, jacking off and pumping the moisture-seeking venomous throbbing python of love are all common terms of the widely practiced worldly pleasure called “masturbation”. Jerking off is a colossal problem in today’s Muslim community, and so you ask “what’s making it a big problem?” Its normality in modern society. Surveys, conducted in the United States, show that 95% of men admit to masturbating, compared to 89% of women. After reading those facts, any Muslim would say “Oh everyone’s doing it, why shouldn’t I? It looks pretty normal and, after all, it’s not like I’m harming anyone or anything?” Wrong. Those are Shaytan’s persuasive thoughts. Jacking off is forbidden and very unhealthy.
{“And those who guard their chastity (i.e. private parts, from illegal sexual acts). Except from their wives or (the captives and slaves) that their right hands possess, – for them, they are free from blame. But whoever seeks beyond that, then those are the transgressors.” 23.5-7} Here’s my story:
It all started when I was 13 years old. I never knew what tickling the monkey meant but I knew it was deemed as extremely inappropriate. So I decided to approach my fellow preadolescence classmates instead of my parents as I thought they would punish me for starting such improper discussion. When I went to discuss it with my circle of school friends, I coincidentally found them already discussing the topic. Immediately, I realized it was a big NO-NO and that they had learned it from their relatives. Later that day, one of them personally came up to and told me that he lied and tried it but he said even though it hurt a lot, he felt a slight ticklish feeling of pleasure which lead him to do it monthly, then weekly, then daily. Months passed by and the majority of my classmates started doing it proudly and happily, recommending everyone else to do it and giving helpful tips like including graphically inappropriate videos to the mix, so I thought to myself, what the heck?
That question demolished my life. I jerked off for three consecutive years, making it more addictive month by month, week by week and day by day. It was the worst and most sinful timeline of my life. Even though I always felt physically and mentally weak, I was constantly ready and excited to do any single thing related to sexuality just to increase that never-ending crave for artificial pleasure and the more I increased it, the more I looked forward to it. It became so destructive that my brain, as a whole, was only committed to sex and nothing but sex. I really hated jerking off; I hated the fact that I couldn’t stop even after promising myself a whole lot of times that I’d never do it again. 
Masturbating loved me so much it forced me to break my own promises. The holy month of Ramadan was around the corner. I realized that this month would be my best chance to stop this drug. I made a plan to completely stop in Ramadan by asking AIlah for help but I knew you can’t SINCERELY ask Allah for help if your Imaan is weak to begin with. No matter how strong your Imaan is, we pickle-ticklers have weak Imaan. Admit it. I used to pray 1-2 times a day so I decided to get closer to Allah by trying to pray five times a day. I achieved that by mid-Ramadan and already felt a wave of relief crashing into my body. I started fearing Allah more and more until I finally felt guilty enough to ask Him for help.
Finally, I sincerely promised Him to never do it again and asked for help to accomplish it with ease. And I never did it again Just like that. I was addicted to this drug for three full years and just by sincerely asking Allah for help, I completely stopped which is miraculous if you ask me. Ever since that promise, I’ve been leading such a grateful and productive life, I don’t even listen to music and that’s coming from a seventeen year old.
My writing of this article proves the openness of my mind after a deep-sleep for three complete years. To all the Muslims that tickle their pickle: Stop. Stop immediately by solely following Allah’s orders and fearing His punishment, lowering your gaze and avoiding the illusion that masturbation is permissible because it prevents you from committing illegal sexual acts (Zina). Allah is always watching you anytime and anywhere {Indeed Allah is ever watching you. Quran,4:1}. Don’t you feel shameful and embarrassed now not realizing that you are directly disobeying your Creator while He’s watching you (while doing it) and not knowing the fact that humans were only made to worship AllahYour death is getting closer by each breath you take so stop it now, ask your Creator for help and repent before it’s too late.Allah always listens and is the Most-Forgiving:
{And when My servants ask you, [O Muhammad], concerning Me – indeed I am near. I respond to the invocation of the supplicant when he calls upon Me. So let them respond to Me [by obedience] and believe in Me that they may be [rightly] guided. The Cow, 2:186}.  
Inshallah, this video might make you stop alone:  https://www.youtube.com/watch?v=CTKIqFki5R0. For any help on how to stop this “Drug” please contact me at homieomt@hotmail.com. You’ll lead a better life.

Selasa, 25 Februari 2014

Malang Day 2

[ini draft yang terpendam puluhan tahun lampau, aku tulis dan posting lagi yah dengan ingatan yang masih tersisa, cerita-cerita sebelumnya udah diposting, silakan dicari and enjoy it!]

MMmmmm...overall ga ada yang istimewa di hari kedua aku di Malang, karena hari ini harinya aku tes. Membosankan bukan? haha. Jadi ceritanya aku tes di Polinema (Politeknik Negeri Malang), yang ketika itu aku juga dianterin ama temenku itu. Jaraknya lumayan jauh, karena ternyata aku tinggal dipinggirannya kota Malang, pantes aja ga ada angkot. Wah, padahal angkot is the one of my favourite transportation...

Aku tes seharian. Tesnya seru juga karena ada beberapa bagian tes yang belum pernah aku coba sebelumnya dan tentunya ada pauli. Dan yang paling menegangkan saat itu adalah tes kemampuan bidang. Yaks! untungnya nggak horor banget soalnya, masih bisa dikerjakan walopun sebagian.Nggak tau deh yang jelas tahapan tes sudah saya ikuti, hasilnya wallahua'lam. Tesnya selesai sore banget waktu itu, trus aku dijemput sama si temen. Capek!

Hasil tes akan diumumkan lusa, untuk tes, diadakan hari berikutnya setelah pengumuman. Dan aku akan stay lumayan lama di kota Malang ini. Yey! Sungguh girang hati ini ketika kesempatan ngebolang seorang diri tiba. Haha niatnya teteup aja jalan-jalan. Gimana enggak? aku sudah sangat menunggu saat-saat dimana bisa ngebolang sendirian ke kota orang. Dan kesempatan itu ada di depan mata! walaupun dibalut bumbu manis as jobseeker yang harus mengikuti tes. Tapi aku tetap senang. Terima kasih ya Allah. :)

Rencananya, karena besoknya kosong aku akan muter-muter kota Malang sekalian cari penginapan murah karena nggak enak juga nginep lama ditempat temen. Hehe.


2 Months

Saya tau bahwa kami bukanlah anak-anak SMU atau kuliahan lagi yang harus merayakan hari jadi setiap bulan (kalo yang terlalu lebay) atau setiap tahun (normalnya), bahkan ketika saya dimasa-masa itu saya sama sekali tidak melakukannya. Tetapi pernikahan istimewa yang telah saya jalani menjadikan saya orang yang ingin mengungkapkan kebahagiaan saya selama dua bulan mengarungi bahtera rumah tangga. 

Ya, sudah dua bulan. Eh, bukan ding, tetapi BARU dua bulan saya mempunyai jabatan baru di kantor baru saya yang bernama rumah tangga, yaitu sebagai istri. WOW, gue udah jadi istri orang gitu lhoh! Masih. Sampai saat ini masih tidak percaya jika titel sebagai istri sudah melekat pada diri saya. Sungguh tak pernah terbayangkan oleh saya secepat ini. Akan tetapi menjalani hidup berumah tangga selama dua bulan yang cukup singkat ini membuat saya banyak sekali belajar. Belajar tentang : sabar, ikhlas dan bagaimana bersikap dewasa.

Saya paham akan kemampuan diri dan saya paham terhadap diri saya sendiri bahwa saya bukanlah sosok wanita lemah lembut idaman pria, bukan. Jika kalian mengenal saya dengan sosok seperti itu berarti kalian belumlah mengenal saya seutuhnya. Saya juga bukan wanita yang ke-ibu-an seperti banyak pria yang mungkin menghendaki sifat ini pada istrinya. I'm just a GIRL, totally wild, young and free. Jujur, saya masih kekanak-kanakan, yang masih ingin dimanja mama papa, yang masih egois memikirkan keinginan diri sendiri dan melakukan apapun sesuka hati. 

Sehingga saya HARUS melakukan PERUBAHAN terhadap diri saya. Saya butuh angin segar, saya butuh sesuatu yang baru. Bahkan saya merasa jenuh dengan diri saya sendiri yang hanya begitu-gitu saja dan terus mengembangbiakkan sifat-sifat tak penting dalam diri. Bagaimana agar saya tidak jenuh terhadap diri sendiri? Jawabannya hanya satu, BERUBAH. Perubahanlah yang membuat kita kembali belajar hal-hal baru. Saya ingin berubah ke arah yang lebih baik lagi. Saya harus sepenuhnya sadar akan jabatan baru saya oleh karena itu saya harus lebih sabar, ikhlas dan lebih dewasa.

Pernikahan bukanlah asal gugur kewajiban saja seperti kita yang sholat kadang-kadang atau bahkan seringkali hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Jika telah tunai sholat kita, ya sudah gugurlah kewajiban kita. Padahal makna sholat itu lebih dari itu (mungkin lain kali kita akan membahas mengenai sholat). Menikah juga bukan HANYA mengalir mengikuti tuntutan sosial, 'jika umur sekian ya sudah seharusnya menikah', atau 'memang beginilah hidup, kita sekolah, SD, SMP, SMA, Kuliah, Kerja lalu menikah'. Bukan, pernikahan sungguh dalam maknanya bagi yang mau berpikir. Pun bagi saya, pernikahan itu sangat suci dan berarti. Sebagai bentuk pengabdian diri kepada Ilahi. Menikah berarti kita mengikuti sunah rasul dan menikah berarti kita melengkapi separuh agama kita dan masih banyak lagi makna menikah yang tidak bisa disebutkan satu per satu disini. Yang pasti sekarang saya harus tanamkan betul-betul pada diri saya bahwa MENIKAH ITU ADALAH IBADAH. Apapun yang saya lakukan dalam kehidupan pernikahan adalah bentuk ibadah saya kepada Tuhan saya, Allah. Dan jangan lupa untuk selalu meniatkan segala sesuatunya karena Allah. Ingatkan hadist pertama "Innamal a'malu binniyat"? Yap seperti apa niat kita seperti itulah hasil yang kita peroleh. Jika kita lupa meniatkan sesuatu, mungkin kita malah tidak dapat pahalanya. Tetapi jika kita misal membuatkan teh hangat untuk suami dengan niat ibadah maka Insha Allah kita sudah dapat pahala yang berlipat sesuai janji Allah. Katanya nih, bahkan menatap suami dengan penuh kasih sayang saja terhitung ibadah. Apalagi yang lain-lainnya kan? Insha Allah dengan kembali meluruskan niat kita (khususnya saya) menjadi semakin semangat dalam menjalani kehidupan berumah tangga kedepan yang pastinya akan selalu ada jalan menukik tajam berliku dan berkerikil, akan menghadang badai dan juga akan menikmati indahnya pelangi ditepian pantai.

Saya beruntung bersamanya yang selalu sabar menghadapi tingkah kekanak-kanakan saya, dan tak pernah sedikitpun memarahi saya walaupun saya tau sebagai manusia normal pastilah punya batas untuk menahan amarah, tetapi dia tidak. Luar biasa! Terima kasih, terima kasih karena telah bersabar dan jangan pernah berhenti bersabar.

Mengutip kata-kata dari salah satu postingan pak Indra Noveldy:

Yuukk.. niatkan, dan bulatkan tekad untuk saling memberikan yg terbaik.. 
 
Yuk, jadikan hari ini sebagai hari kita mulai belajar dan tumbuh menjadi..
 
Lebih sabar dan bijak...
Lebih rendah hati dan murah hati..
Lebih santun..dan perhatian..
Lebih mau mendengar dan mengerti...
Lebih sigap dan tanggap..
Lebih sehat dan bugar...
 
Daan lebih menawan...
  

Setuju..? 

Selasa, 11 Februari 2014

Spirit to Work

Alhamdulillah pagi ini, hari ini, membuat saya bersyukur akan segalanya.
Jika saya sebutkan satu per satu hal yang membuat saya bersyukur maka tentu saja blog ini tidaklah cukup untuk menuliskan segala nikmat yang telah Allah berikan, tetapi ijinkan saya untuk sedikit berbagi nikmat itu. Bukan, bukan untuk pamer atau riya' saya hanya berbagi dengan harapan dapat menginspirasi. :)

Pagi tadi saya hampir terlambat masuk kantor. Jarak rumah dan kantor yang begitu dekat hanya sekitar 4-5 menit berjalan kaki masih saja membuat saya datang 'on time'. Saya masuk kantor pukul 7.30 dan kantor saya itu saklek, semua orang harus sudah dikantor. Terlambat satu menit saja sudah dihitung terlambat. Maka saya seringkali datang hanya beberapa menit sebelum lonceng berbunyi. Hehe. Pagi tadi saya pikir saya akan terlambat sekitar 1-2 menit, saya sudah pasrah sih. Walaupun tidak terlambat parah tapi rasanya malu aja gitu datang terlambat padahal rumah dekat, yaa lebih menjadi beban sosial bagi saya. Tetapi ditengah perjalanan ada bapak-bapak satu kantor juga dengan saya entah siapa nama bapak itu mengajak saya untuk barengan naik motor. Alhamdulillah. Semoga bapak itu senantiasa dalam lindungan-Nya dan dilimpahkan rejeki yang banyak. Amin. :)

Sampai dikantor tepat tiga menit sebelum pukul 7.30. Sembari saya sibuk berbenah dimeja, tiba-tiba ada yang mengajak saya "mba ayuk ke atas", kemudian saya bengong sejenak. Oh iya, saya lupa kalau pagi ini ada pengajian rutin dari kantor. Alhamdulillah lagi.

Dipengajian ini sang ustadz memberikan tausiyah dengan tema yang sangat cocok untuk dijadikan obat bagi kondisi hati saya saat ini. Kemarin saya sedikit crash dengan rekan kantor saya, tidak bisa dibilang crash juga sih karena kami memang tidak jor-jor-an bertatap muka langsung. Hanya sekilas, sekali lewat saja tapi itu cukup mengguncang hati saya. Sepertinya saya sakit hati mendengar dan melihat tingkahnya. Kemudian semalaman saya menjadi sebal hingga terbawa-bawa sampai ke rumah, saya pun menjadi malas untuk bekerja esok hari dan pelan-pelan rasa seperti ini mengikis kegigihan dan keteguhan hati saya untuk tetap bekerja disini sampai-sampai saya menyerah terhadap keputusan yang saya ambil dan ingin sekali rasanya cepat-cepat menemukan kantor baru. Sebenarnya ini bukan kali pertamanya saya begini, ini sudah yang ke-sekian kalinya sehingga membuat saya berada dalam puncaknya emosi.

Kemudian dengan ajaibnya Allah Sang Maha Tahu mengajarkan saya melalui sosok seorang ustadz yang tadi pagi mengisi pengajian kantor. Alhamdulillah lagi dan lagi saya diingatkan untuk meluruskan niat dalam bekerja. Bekerja itu ibadah, jadi ikhlas dan sabarlah dalam bekerja mencari rejeki dari Allah agar kita tidak hanya sekedar mendapat gaji dari manusia tetapi juga 'gaji' yang berupa pahala dari Allah.

Sepertinya selama ini kita (khususnya saya) seringkali terlena akan gaji yang selama ini kita terima, terlena akan nikmat pekerjaan yang sudah diberikan Allah. Padahal Allah memberi kita pekerjaan agar kita dapat berikhtiar mencari rejeki yang halal dan diridhoi-Nya. Sehingga niat kita bekerja haruslah benar-benar tulus beribadah kepada-Nya. Saya seperti telah lama kehilangan semangat ini. Kehilangan semangat bekerja untuk beribadah. Sehingga yang ada hanya keluh kesah berkepanjangan. Keluh kesah terhadap pekerjaan dan rekan-rekan kerja. Astaghfirullah. Berkeluh kesah seperti itu juga menjadikan kita orang yang tidak bersyukur. Padahal Allah telah menjanjikan jika kita bersyukur maka Allah akan tambahkan nikmatnya kepada kita. Masha Allah begitu Pengasih dan Penyayangnya Allah kepada kita ya?

Bekerja juga bekerjalah yang benar sesuai tanggung jawab kita dan satu lagi jangan sekali-kali melupakan Allah dalam pekerjaan kita. Misalnya karena bekerja kita jadi lalai sholat, lalai bersedekah padahal Allah jugalah yang memberikan kita rejeki. Dan yang paling penting adalah carilah rejeki yang halal. Oke?!

Begitulah caranya Allah memberikan kasih dan sayang kepada kita. Ketika kita down ada saja cara Allah untuk membangkitkan semangat kita lagi melalui hal-hal lain yang tidak kita sangka-sangka. Hal ini lagi dan lagi mengingatkan saya agar jangan pernah sedetikpun berhenti bersyukur. Terlalu banyak yang sudah Dia berikan dibanding amalan-amalan yang yang telah kita kerjakan. Astaghfirullah. Terima kasih atas perhatian-Mu duhai Zat Yang Maha Agung. Terima kasih atas nikmat-Mu hari ini. :)

Yuk mari kembali perbarui niat kita bekerja dan mari kembali SEMANGAT! 


Sejauh Mata Memandang




Terkadang kita tidak pernah tau bagaimana dan seperti apa anggapan orang terhadap kita. Begitu juga sebaliknya ketika kita berpendapat terhadap seseorang. 

Ya, hanya sejauh mata memandanglah anggapan orang-orang terhadap kita. Begitu juga kita hanya sejauh mata memandang sajalah kita secara tidak sadar men-judge seseorang.

Kita tidak akan pernah tahu apa yang ada di dalam hati seseorang. Dalamnya samudra siapa yang tau? Pun sebaliknya, orang-orang tidak akan pernah tau apa yang ada dalam samudra hati kita. *bukan lubuk hati lagi ya, karena lubuk masih terlalu cetek* :p

Oleh karena itulah kadang kita harus berhati-hati dalam men-judge seseorang. Baik men-judge sifat dan karakternya, kemampuannya, ketulusannya, apalagi imannya. Tidak ada yang tau betul semua itu kecuali Sang Pencipta.

Akan tetapi kadang kita juga tidak boleh menganggap remeh pandangan dan saran yang diberikan orang lain. Orang yang benar-benar berniat baik terhadap kita tentu akan memperhatikan kita dan mengingatkan kita tentang segala sesuatu yang akan kita lakukan. Tidak jarang kadang mereka mengingatkan kalau kita sudah melewati batas kemampuan kita. Sesungguhnya dia bukan meremehkan kita, hanya ingin benar-benar tulus memberi saran kepada kita bahwa dalam melakukan sesuatu harus melihat-lihat kemampuan diri. Ada juga yang mengingatkan kita untuk tidak terlena dengan kemewahan yang ada, sesungguhnya dia bukan iri melihat kita tetapi justru mengingatkan kita akan saudara-saudara kita yang kekurangan. Tentu saja kita juga harus pilih-pilih dengan masukan dan saran tersebut.

Tidak semua yang kita dengar itu benar dan tidak semua anggapan kita itu juga benar. :) 

Kamis, 06 Februari 2014

Blank

Blank
Blank Blank
Blank Blank Blank
Blank Blank Blank Blank
Blank Blank Blank Blank Blank

I lost motivation,
i don't want to open my eyes,
to get out of my bed and to walk with the sun.
I think i've lost my way.



Selasa, 04 Februari 2014

Februari



Hey, it's february already. Time..time..time.. i don't know how you works, how you walk and how you run so fast. Sudah sebulan ditahun 2014 kita lewati. Begitu banyak hal yang membuat kita selalu belajar untuk menjadi lebih dewasa dan begitu sempitnya waktu yang kita punya untuk melakukan banyak kebaikan.

Rasanya saya tercekik, tercekik oleh waktu yang kian mencengkram leher saya kuat-kuat. Disatu sisi sangat exciting terhadap apa yang akan terjadi in the next day, next month jadi rasanya pengen cepet-cepet aja melewatinya. Tapi disisi lain, masih harus digendoli sama project yang konon tak rampung-rampung jadinya masih pengen stay dibulan ini, dihari ini agar projectnya bisa segera selesai sesuai deadline. Hufff beginilah sifat naluriah manusia yang sepertinya kurang bersyukur terhadap waktu yang telah diberikan oleh Sang Maha Pengatur Waktu. 

Sekarang saatnya untuk lebih produktif dibulan ini. Lebih disiplin dan lebih 'kejam' lagi terhadap diri sendiri. Bismillah!

Capek Disukai Banyak Orang

Hallo, Winda here! Yes, i'm baaaccckkk! Ada yang kangen? Ada yang khawatir saya ga posting lagi dikirain udah dead? Hayooo ngakuuu!!! *kepedean deh Winda ih *kibas-kibas jilbab. ^^,

Udah yaa udah kangen-kangenannya. Yuk back to topic!

Kali ini saya pengen share beberapa (....) apa ya? Pokoknya ini semacam karakter atau sifat seseorang dan alasannya mengapa dia bersikap seperti itu. Yap, saya sangat suka memperhatikan hal-hal seperti ini. Memperhatikan karakter orang-orang dan kemudian mencari tahu alasan mereka dibalik sifat dan karakter mereka. Tentunya tidak dengan langsung mewawancarai mereka. Tapi dengan memperhatikan dan melihat kaitannya dengan gerak-gerik mereka sehari-hari. Yes, this is more interesting than gossiping others.


Pertama, dia ini perempuan yang memiliki paras cantik, sebut saja namanya Bunga. *ini malah kayak nyeritain korban-korban kriminal di tv. Bunga ini anak yang pintar dan baik hati namun sedikit pendiam. Sebenarnya tidak juga, selama saya kenal Bunga dia anak yang aktif kok, apalagi pemikiran-pemikiran nyelenehnya itu dan juga kekonyolan yang sering dia lakukan she is quite interesting. Pendiamnya itu muncul ketika berada dilingkungan baru, orang-orang baru dan ketika dia berada dilingkungan yang sepertinya kurang dia sukai. Hmmm mungkin bisa dibilang Bunga ini memiliki sifat introvert. Tapi kalau kita sudah kenal lama maka dia adalah orang yang hangat dan menyenangkan.


Siapa sih yang nggak suka sama perempuan cantik, pintar dan baik hati? paket komplit kan? saya aja suka. hahha. Jadilah dia perempuan yang disukai tidak hanya oleh lawan jenisnya tapi juga semua orang. Dan dia sempat cerita ke saya kalau rasanya dia capek terus-terusan jadi sorotan banyak mata. Nah lho! Sampe-sampe dia bilang capek jadi orang baik(!) Hah? Ada yang capek jadi orang baik (?). 




Ada lagi kisah serupa tapi tak sama. Sebut saja namanya Mawar. *sumpah ini nama-nama tokohnya kriminal banget deh. Jadi Mawar juga seorang yang...ng..ng..ng.. seperti selebritis dilingkungannya. Dia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang. Kalau Mawar ini orangnya lebih banyak ngomong dan lebih gaul gitu deh istilahnya. Jadi sama siapa aja dia gaul. Sedikit berbeda dengan Bunga yang cenderung lebih susah bergaul. Tapi mereka berdua sama-sama menjadi pusat perhatian dan disukai banyak orang. Mawar juga sama, dia capek jadi dirinya sendiri.




Setelah saya amati mereka berdua ini sama-sama capek jadi pusat perhatian. Ya nggak enak sih emang apa-apa diperhatiin, dikomentarin, ada yang suka ya suka banget ada yang benci ya benci banget pula. Ada yang baik dan ada yang pura-pura baik. Trus apa-apa yang dilakukan kalo itu dinilai jelek dimata orang-orang maka langsung deh keluar komentar pedas sepedas cabe jolokia dan ada lirikan sinis padahal bukan masinis. Capek. Saya pun kalo digituin kayak mereka ya capek, stress juga kali ya. Tiba-tiba aja jadi kebayang ama selebritis. Gimana mereka ya? Seluruh dunia tau dan mengikuti bahkan sengaja mencari-cari mereka. Nyaman? Enggak! Gimana hidup bisa tenang, nyaman dan damai kalau setiap sisi kehidupan kita jadi konsumsi publik, bahkan sengaja diburu oleh media. Untung saya nggak jadi artis, kalo iya bisa stress beneran deh.

Cerita berlanjut sampai si Bunga berubah. Sifatnya sedikit berubah menurut saya. Dia menjadi sangat sangat sangat pendiam dibanding dulu. Dia pun sekarang lebih cuek dan jutek. Pernah dia cerita kalau ditempat kerjanya yang baru dia berusaha membatasi pergaulannya, nggak banyak bicara dan nggak asal akrab sama orang. Jadinya dia hanya berteman akrab dengan tiga orang saja. Sedangkan dengan yang lain hanya say hi. Dia paling alergi sama ibu-ibu dikantornya. Karena suka ngomongin orang, suka nyindir dan yah suka menyakiti hati katanya gitu. Tapi sekarang dianya cuek aja, mau diomongin angkuh, sombong, cuek, baik, cantik atau yang lainnya udah nggak peduli, yang penting kerja dengan sepenuh hati, dan kerjaan beres. Dan katanya nih, dikantornya dia kayak jadi omongan orang gitu, nggak tau deh ya dianya aja yang suka berprasangka atau kenyataannya memang begitu saya juga nggak tau. 

Tapi sekarang saya jadi tahu kenapa ada orang-orang yang super pendiam, anti sosial, jutek, cuek, mungkin aja alasan mereka sama seperti bunga. Capek jadi orang baik dan jadi pusat perhatian. Orang ini pengen bebas berkespresi tanpa memperdulikan tanggapan dari lingkungannya. Ini khusus hal-hal yang tidak cenderung ke arah negatif lho. Coba saja pahami Bunga, dia itu sebenarnya anak yang baik hanya saja sekarang ini dia malas menampakkan kebaikannya karena capek terus-terusan jadi pusat perhatian banyak orang yang selama bertahun-tahun telah dirasakannya, jadinya dia terkesan cuek dan anti sosial di lingkungannya. Semacam punya trauma tersendiri ketika jadi sorotan sosial.




Begitu juga dengan Mawar. Sekarang dia bukanlah orang yang mudah bergaul dengan banyak orang. Bukan pula orang ramah. Tetapi Mawar kini menjadi penyendiri. Dikampus kemana-mana dia sendiri. Dia asik dengan dirinya sendiri. Masih sering ikut-ikutan kegiatan sih katanya, cuma tidak sebanyak dulu. Ikut Unit Kegiatan Mahasiswa seni tepatnya melukis membuatnya semakin menjauh dari keramaian. Karena melukis butuh ketenangan dan konsentrasi. Dia sangat menikmati dunianya yang sekarang ini. Sampai-sampai dia sudah terlalu mencintai dirinya sendiri. Pernah suatu ketika dia berhubungan dengan seorang lelaki yang menurut saya lelaki baik-baik dan sungguh keren. Hubungan mereka sebenarnya cukup baik-baik dan terlihat seperti pasangan serasi. Tapi akhirnya mereka berpisah tanpa ada konflik apapun. Apa alasannya? saya bertanya kepada Mawar kemudian dia menjawab. "i love him, but i love me more". *Jeeggeeerrr.

Cukup menarik memang mengamati karakter dan tingkah laku manusia. Karena sesungguhnya dibalik sikap orang yang mungkin jutek, cuek, sombong, pendiam, pemarah, baik, ramah, sensitif atau apapun yang lainnya pasti ada alasannya mereka bersikap seperti itu. Kita pun demikian. Look into yourself!