Rabu, 31 Desember 2014

Penghujung Tahun

Hi, tak terasa sudah tiga bulan saya vakum menulis di blog ini. *maapkeun. Karena emang lagi riweuh dan terlalu banyak hal yang harus dituliskan dan akhirnya berujung dengan kemalasan. fiuuhh. *jangan ditiru. Dan tak terasa pula kita sudah sampai pada penghujung tahun 2014. Yey! Harus senang atau sedih? bersyukur saja. Semoga kita sudah bisa memanfaatkan waktu setahun ini dengan baik.

Sesungguhnya saya rindu ngeblog disini, rindu curhat sebenernya. Hehe. Akan tetapi apa daya mungkin dalam waktu-waktu ke depan bakalan jarang posting. Hiks. Mungkin juga ini sebagai postingan terakhir saya?! Entahlah yang jelas doakan saja semoga disela-sela kesibukan saya masih bisa posting sesuatu yang bermanfaat, atau bahkan hanya sekedar curhatan. Hehe.

Ok, bye... bye...2014 terima kasih telah menyisakan kenangan manis.
Semoga tahun tahun berikutnya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin baik.
Selamat menyongsong tahun 2015, semoga iman tetap di dada, prinsip tergenggam erat, kaki semakin kuat, mata semakin tajam menyongsong kehidupan esok yang tak mudah.

Selasa, 23 September 2014

Rabu, 10 September 2014

Pagi Yang Cerah

Pagi ini begitu cerah, meskipun tidak secerah hati saya.
Namun, setidaknya bisa membuat pikiran saya lebih cerah.

Setelah curhat kemarin sore dengan rekan kantor saya. *lagi-lagi kantor. Ya karena masalah pekerjaan dikantor memang telah menyita waktu saya 8 jam setiap hari, belum lagi ketika diluar kantor masih kepikiran sama kerjaan jadi porsi perhatian saya sekarang memang lebih kesana.

Oiya, kembali lagi ke curhat. Setidaknya saya telah menyampaikan kondisi dan beberapa kesulitan saya pada salah seorang rekan yang kebetulan mengerti betul tentang permasalahan yang sedang saya hadapi. Akhirnya beliau memberikan titik terang kepada saya dan bersedia membantu saya walaupun sekedar menyampaikan pemikiran saya kepada atasan yang selama ini saya takut untuk berdebat bahkan sekedar menyampaikan pemikiran saya.

Ketakutan saya ini bukan tidak berdasar, karena pengetahuan dan pengalaman beliau yang begitu luasnya dibanding dengan pengetahuan dan pengalaman saya yang masih cetek ini membuat saya tak mampu bergeming ketika berhadapan dengan beliau. Sebetulnya sikap saya tidak boleh seperti ini, jika apa yang menurut pendapat saya lebih mudah tentu saja harus disampaikan, akan tetapi seringkali saya 'grogi' ketika ditanya-tanya alasan ini itunya yang dimana cara berpikir beliau ini sangat ilmiah sekali.

Ok, kembali lagi soal pekerjaan saya. Akhirnya supervisor saya membuka jalan untuk membandingkan antara kedua metode yang selama ini dianut perusahaan dengan metode yang lebih populer dan mudah dikembangkan. Sehingga nantinya saya punya alasan kuat untuk mempertahankan pemikiran saya dihadapan atasan yang begitu saya segani ini.

Hal ini saja sungguh telah membuat pikiran saya cerah, semangat kembali membara, untuk kembali bereksperimen dalam dunia baru dengan peralatan tempur yang baru. Berangkat ke kantor juga terasa lebih ringan langkahnya. Begitulah jika apa yang kita kerjakan adalah sesuatu yang kita sukai.

Sebenarnya, bekerja ditempat saya sekarang ini sudah lebih dari cukup dari pekerjaan yang selalu saya senandungkan ketika berdoa meminta pekerjaan kepada-NYA dulu. Saya selalu berdoa agar saya mendapat pekerjaan yang sesuai dengan background pendidikan saya. Nah, tidak disangka dan tidak dinyana didalam sebuah perusahaan ini dengan label departement IT yang dulu sangat saya hindari ketika melayangkan lamaran ke perusahaan-perusahaan, disinilah saya menemukan celah kecil yang masih membuat saya betah hingga sekarang. Celah kecil itu bernama pengabulan doa saya oleh yang maha kuasa.

Meskipun berat, karena bekerja itu memang tidak ada yang mudah, tetapi yang membuat saya bertahan disini adalah passion. Dan meskipun pengetahuan saya masih cetek dan mungkin tidak seperti apa yang diharapkan perusahaan terhadap saya dan meskipun proses ini sangat lama dan membutuhkan pemikiran dan kesabaran ekstra, tetapi hal ini sungguhlah menyenangkan bagi saya. Mengerjakan sesuatu yang diinginkan meskipun sulit akan terasa lebih ringan ketika mengerjakan sesuatu yang mudah tetapi tidak disukai.

***Mari Bersyukur***

Kamis, 04 September 2014

Korelasi Antara Musik dan Konsentrasi

Pagi ini tim kami baru saja mendapat 'arahan' dari atasan untuk tidak mendengarkan musik ketika bekerja. Sebenarnya hal ini juga pernah saya dengar dari cerita rekan kerja saya lainnya yang juga disampaikan langsung oleh direksi. Bahkan ketika itu direksi menegur langsung karyawan yang kedapatan mendengarkan musik melalui headset.

Alasannya, berdasarkan penelitian tidak ada korelasinya antara mendengarkan musik dengan peningkatan konsentrasi maupun performa kerja seseorang. Kegiatan yang membutuhkan kita untuk berpikir keras sangat tidak disarankan mendengarkan musik, karena otak yang bekerja antara berpikir keras dengan otak yang bekerja untuk mendengarkan lagu adalah bagian yang berbeda. Apalagi bagi para 'programmer' seperti kami yang membutuhkan konsentrasi dan daya berpikir tinggi. 

Lain halnya dengan para desainer misalnya, musik dapat memudahkan mereka dalam mencari inspirasi, karena bagian otak yang digunakan sama. Begitu juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara rutin dan tidak membutuhkan pemikiran dan konsentrasi tinggi, juga bisa saja dilakukan sambil mendengarkan musik.

Bagi saya, yang lebih sering mendengarkan musik terutama musik klasik ketika bekerja, tentu saja menolak hal tersebut. Ini adalah reaksi wajar yang dilakukan seseorang ketika ada orang lainnya yang tidak sepakat dengan pendapatnya. Karena bagi saya justru dengan mendengarkan musik, saya lebih dapat berkonsentrasi dengan mudah, tanpa harus mendengarkan suara dari lingkungan kerja saja yang kadang-kadang itu lebih mengganggu konsentrasi saya ketika saya harus berpikir dan merancang suatu kode.

Karena penasaran dan hati kecil saya selalu bertanya-tanya, "itu emang penelitian siapa sih? emang udah valid hasilnya? Harusnya kan beliau bilang berdasarkan penelitian si A misal, tapi ini enggak, bisa aja hasil penelitiannya sendiri? Lagi pula pernyataan bahwa otak yang berpikir dengan otak yang mendengarkan musik tidak bisa bekerja bersamaan jelas tidak masuk akal bagi saya. Bukankah kerja otak itu harus seimbang antara otak kiri dan otak kanan? Trus gimana dengan penelitian yang selama ini justru mendukung background musik ketika bekerja atau belajar? hasil penelitian siapa yang benar?" pertanyaan itu selalu menari-nari diotak saya, hingga setelah selesai dinasehati panjang lebar, tuts keyboard saya langsung mengetikkan kata kunci terkait untuk mencari informasi yang valid.

Beberapa page yang sempat saya buka adalah sebagai berikut:


Memang sih saya belum sempat mencari literatur lebih lanjut, semacam jurnal penelitian, maupun pergi ke situs-situs universitas yang terkait dengan penelitian semacam ini. Tapi setidaknya dari beberapa yang saya baca, memang ada dua pendapat.

Pertama, musik mempengaruhi tingkat konsentrasi maupun performa seseorang. Tetapi ini semua bergantung pada pribadi masing-masing. Ada yang suka mendengarkan musik sambil bekerja agar lebih konsentrasi, maka performanya akan meningkat. Ada yang tidak bisa mendengarkan musik sambil bekerja, maka ketika mereka dipaksa untuk mendengarkan musik, justru akan membuat mereka terganggu.

Kedua, tidak ada kaitannya sama sekali antara mendengarkan musik ketika bekerja akan meningkatkan konsentrasi dan performa kerja. Orang akan lebih baik dalam kondisi yang hening untuk lebih memudahkan mereka berkonsentrasi.

Nah, jadi jelas kan, seperti apa? Di dunia pun hal ini masih menjadi perbincangan hangat. Masih ada dua pendapat yang bertolak belakang, sedangkan ilmuwan juga masih terus menerus melakukan penelitian terhadap hal ini. Karena memahami manusia yang memiliki miliaran karakter berdeda dan cara kerja otaknya yang terdiri dari miliaran sel memang sungguh rumit, sehingga tidak bisa begitu saja mengambil keputusan terhadap sesuatu.

Jadi pendapat dari atasan saya tentu tidak sepenuhnya benar, pun juga dengan pendapat yang mengatakan bahwa ada korelasi antara musik dengan peningkatan konsentrasi juga belum sepenuhnya benar. Harus bagaimana? Kalau saya sih, mendengarkan musik sambil bekerja itu adalah relative, tergantung masing-masing pribadi. Kalau biasa mendengarkan musik dan itu justru membuatmu mudah konsentrasi yang dengarkan lah. Tetapi jika mendengarkan musik justru mengganggu ya jangan dengarkan. Thats it! Feel free to expressing yourself. Tapi berhubung ini diperusahaan yang saya harus manut sama yang ngatur yasudahlah, ikuti saja aturan mainnya. Yang jelas sampai ilmuwan belum bersepakat terhadap hal ini, saya tentu saja masih meragukan pendapat atasan saya yang dengan yakinnya berkata bahwa itu adalah penelitian final dari ilmuwan. :)


Senin, 18 Agustus 2014

Sampai titik mana saya harus menyerah?

Saya termasuk orang yang idealis, perfeksionis, dan cukup ambisius. Saya orang yang selalu mempertahankan prinsip saya dengan kuat dan yang selalu optimis terhadap apa yang saya inginkan dan cita-citakan. 

Mungkin sebagian orang akan berkata bahwa saya "bermimpi terlalu tinggi", mungkin juga ada yang berkata saya ini "penghayal yang tak pernah menyentuh realita". Apapun itu saya akan tetap berjalan menuju titik yang saya inginkan.

Terkadang, sakit memang ketika seseorang meng-underestimate-kan kemampuan kita. Namun juga, membuat saya berpikir. "Apa benar saya tidak bisa?", "Apa benar kemampuan saya hanya sampai disini?". Karena memang dalam perjalanannya seringkali juga saya merasa jatuh, gagal, belum berhasil dalam menyelesaikan masalahnya. "Apa benar saya harus berhenti sampai disini, karena kemampuan saya memang hanya sampai dititik ini?".

Aaahhh....

Lalu sampai dititik mana saya harus menyerah dan berkata pada diri ini "Oke, ini bukan jalanmu, kemampuanmu tidak disini, silakan berhenti dan carilah jalan lain." ?

Give me a bright spot!

Rabu, 13 Agustus 2014

Rumput Tetangga

Jika ada istilah "Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau", saya rasa istilah itu cukup tepat. Karena hampir setiap saat kita selalu bersinggungan dengan orang lain dan setiap itu pula kita bisa melihat berbagai macam yang dia punya.

Sering kita bergumam "enak yaa kerja diperusahaan A? gajinya besar, jam kerjanya fleksibel, fasilitasnya banyak dan lain sebagainya". Ada juga "enak ya si B punya istri cantik, pintar memasak, dan lainnya". Ada lagi "enak ya mobilnya si C tipe xyz keluaran terbaru" dan saya rasa masih ada lagi ribuan kata "enak ya" lainnya.

Memang seringkali pikiran itu muncul, seakan-akan apa yang orang punya serba enak, sedangkan punya kita serba tidak enak. Tetapi sesungguhnya itu hanyalah penglihatan luar kita saja. Bisa dibilang fatamorgana.

Mungkin saja orang diluar sana juga melihat kehidupan kita yang sekarang ini "enak ya". Bisa jadi kan? Padahal mungkin yang sesungguhnya kita rasakan tidaklah demikian. Untuk hidup yang seperti sekarang ini saja pasti sudah berusaha mati-matian bahkan mengorbankan banyak hal. 

Begitulah hidup. Kita jangan hanya melihat puncaknya saja. Puncak mount everest itu memang sangat menawan, indah, dan spektakuler sekali ketika kita lihat pada foto-foto dimajalah maupun internet. Dan mendengar banyak pendaki yang berhasil mencapai puncak sungguh sesuatu yang hebat bukan? Tapi kita tidak pernah tahu bagaimana perjuangan pendaki itu menahan dingin, melewati salju terjal, membawa beban berat dan mengendalikan pikirannya selama perjalanan dari bawah hingga ke puncak. Kita bahkan juga tidak peduli terhadap latihan-latihan fisik yang setiap hari dilakukan pendaki tersebut guna persiapan menuju puncak.

Intinya agar bisa hidup tenang dan tidak tergoda istri tetangga eh rumput tetangga, kita syukuri saja apa yang sudah kita punya sekarang sambil terus berusaha, berdoa, bersabar untuk mewujudkan impian-impian kita lainnya.

Tetap semangat! Merdeka!

Senin, 04 Agustus 2014

Kembali Produktif

Dear,

Sebelumnya saya mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin. :)

Lebaran dan liburan panjang telah usai, akankah kita bisa kembali produktif?
Ya produktif bekerja, ya produktif belajar dan produktif lainnya.
Jawabannya, tentu saja bisa! Semua tergantung n.i.a.t ! Haha!

Lelah memang setelah melakukan perjalanan mudik dan balik dari kampung halaman, belum lagi jika masih teringat akan hari-hari selama berlibur, bersenang-senang bersama sanak saudara, ahh betapa menyenangkannya. Kemudian tiba-tiba kembali berjibaku dengan rutinitas dengan kerjaan dan tugas bejibun, belum lagi harus berjuang menerjang kemacetan bagi warga ibu kota, duhh maleeeess, ya kan?
Sama sih dengan yang saya rasakan, berat rasanya kembali menjalani rutinitas. Itu tandanya kita masih cukup normal kok. Hehe. Cukup? ya masih cukup normal. Karena hampir sebagian besar orang-orang lainnya juga akan merasakan demikian. Jadi santai aja. Ups! Jangan kelewat santai tapinya, bisa kebablasan lho! kebablasan malesnya.

Bagi saya, gimana caranya bisa produktif lagi ya dengan mengingat-ingat tugas dan tanggung jawab saya terhadap perusahaan. *sok-sok loyal ini. Eh, tapi emang bener lho. Dengan tugas dan tanggung jawab saya sekarang rasanya untuk give up itu tidak ada kesempatan, untuk berhenti sejenak juga tidak bisa, karena waktu terus memburu seakan mencekik leher saya kuat-kuat. Tidak cuma mengingat-ingat lho, tapi segera dilakasanakan! ~~~~> 1) Dengan mengingat dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita terhadap perusahaan. *Ingat Deadline ;p

Kemudian, dengan mengingat *lagi-lagi mengingat* tanggung jawab kita terhadap sesama, baik terhadap keluarga, ibu, bapak, adik, kakak dan manusia lainnya dalam kehidupan kita. Misal suami, ingat tanggung jawab menafkahi istri dan anak-anak. Ingat juga kewajiban kita terhadap orang tua dan adik-adik kita. dlsb. ~~~~> 2) Ingat tanggung jawab terhadap sesama manusia.

Passion, bisa jadi penyemangat yang paling ampuh jika kita bekerja sesuai dengan passion kita, maupun pekerjaan kita sekarang kita jadikan sebagai passion. Passion is energy. Feel the power that comes from focusing on what excites you._Quotes_ ~~~~> 3) Passion.

And then, kalian bisa tambahin sendiri hal-hal yang bisa bikin kalian semangat lagi, kembali lagi beraktivitas dan berproduktivitas. Bisa juga semangat kerja lagi demi nabung buat mudik tahun depan, misalnya. Ehehehe. Dan jangan lupa semua itu diawali dengan niat dan bismillah. :)

Have a good day, everyone!


Jumat, 27 Juni 2014

Obrolan Menggelitik

Kemarin siang setelah makan siang, ada seorang teman saya yang bertanya. Ketika itu posisinya kami sedang bertiga. Jadi dia menanyakan hal yang lumayan sensitif sih, hehe, tapi cukup menggelitik. Pertanyaannya kurang lebih seperti ini:
A: "boleh ga sih kita masih menjalin silaturrahmi sama 'mantan pacar' walaupun hanya via sms?".
Mendadak saya tertawa geli dalam hati. Ini posisi si mbaknya sudah menikah loh ya. Kemudian teman saya menjawab:
B:  "Ya ga boleh, jangan deh, kalau mau ijin ama suami dulu".
*jedeeggg. Trus mbaknya yang bertanya angguk-angguk.
A:  "kan sekedar menyambung silaturrahmi?"
B:  "iya tetep ga boleh tanpa seijin suami, kalau suaminya ga ridho gimana? jadi dosa lho. Walapun alasannya 'sekedar menyambung silaturrahmi', setan itu pinter bin cerdik bin licik mba, jangan sampai kita jadi berkhianat walaupun hanya dalam hati".
A: "Iya sih, tapi suamiku sering kok baca sms di hape ku, kadang si mantan juga sms nanyain kabarku dan anakku."
Saya: "Trus gimana reaksi suaminya mba? Marah?"
A: "Biasa aja sih dia ga reaksi apa-apa".
B: "Jangan-jangan diluarnya doang suaminya seperti ga ada apa-apa, padahal di hatinya, sakiiiiiit. hahahhaa"
A: "Oh, yaudah deh berarti gitu ya, nah tapi kan ini bukan aku yang sms duluan, si mantan yang suka sms, kalo gitu gimana? jadi serba salah kan?"
B: "Yaudah ga usah dibalas smsnya mba, ga usah digubris, kalau dia mau tanya-tanya kabar mba suruh dia hubungi suamimu aja."
Dalam hati saya bicara, busseeeett, segitunya kah? Tapi emang bener sih, kita memang harus benar-benar menjaga, terjaga dan harus sangat hati-hati. Karena ngeri aja kalo udah kepleset akibat jebakan setan. Yaa kayak di sinetron CHSI? tau kan? Kalo bu-ibu pasti tau deh. Hahhaha. (Catatan Hati Seorang Istri.*red).

Kalo saya dalam posisi 'yang digitun' emang sakit banget sih rasanya. Apalagi misal pasangan kita masih smsan sama mantannya, masih sering kepo-kepo-in mantan di sosial media. Sakit banget kalo saya digituin mah. Soalnya kalo sebagai seorang istri ya, istri itu sudah dengan sangat rela berpisah dari kedua orang tua, yang sebelumnya mungkin orang tua dapat memenuhi segala kecukupan kita, menyayangi dan mencintai kelebihan dan kekurangan kita dengan tulus, dan segala fasilitas baik materiil maupun non-materiil yang diberikan orang tua tetiba harus meninggalkan itu semua, melepaskan kerinduan kepada orang tua yang semakin renta. Eh ngikut suami yang belum tentu bisa memperlakukan kita seperti orang tua kita memperlalukan kita, ternyata malah 'digituin' ama suami. Tega bener dah ah. Naudzubillah. Sabar ya bu-ibu. Jadi sih, saya sangat setuju sekali dengan jawaban teman saya yang B. Kayaknya tuh klise banget pake alesan sok-sok 'mau menyambung silaturrahmi'. Ihh dah. Geregetan kalo ada suami atopun laki-laki yang belum beristri tetapi sudah mempunyai pacar baru kemudian ingin berhubungan kembali dengan mantannya mengatasnamakan 'silaturrahmi'. Bagi saya itu bullshiiiittt! Toh kalo 'silaturrahmi'nya itu justru malah membuat pasangan halal kita terluka dalam dan tersakiti dan malah justru memperjauh hubungan kita dengannya? Jangan coba-coba deh!

Kemudian si B menceritakan sebuah kisah inspiratif sahabar nabi. Saya lupa namanya *karena emang sulit bagi saya mengingat nama sekilas begitu. Dulu ada sahabat nabi, suami istri, mereka saling mencintai dan menyayangi karena Allah. Suaminya begitu sholeh dan sangat mencintai istrinya. Begitu juga dengan istrinya, ia seorang istri sholehah yang sangat taat pada suaminya.

Ketika itu sang istri mengantarkan makan siang kepada suaminya yang sedang bekerja di kebun. Ia membawa masakannya beserta sebuah cambuk. Di tengah perjalanan ada orang yang bertanya, "mau kemana kau?", "aku ingin mengantarkan makan siang untuk suamiku. "Lalu kenapa kau membawa-bawa cambuk?. "Jika suamiku tidak menyukai masakanku ia boleh menyambukku".
Ini lebih terbuset-buset lagi saya mendengar cerita ini. Segitu taatnya ia pada suaminya ya. Padahal suaminya ga jahat. Baik banget malahan, namanya suami sholeh yah. Memang pantas lah ia mendapat istri solehah nan taat padanya.

So, selagi kita masih hidup dan selagi pasangan kita masih hidup hargai ia, jangan sampai ia tersakiti maupun sakit diam-diam dalam hati akibat perbuatan ceroboh dan kekanak-kanakan kita.

Kamis, 26 Juni 2014

Kurang Greget

Tidak terasa hanya dalam hitungan jam kita akan segera memasuki bulan suci penuh berkah yang selalu dinanti yaitu Ramadhan. Alhamdulillah. Tapi entah kenapa saya tidak merasa seperti Ramadhan terdahulu. Kali ini entah mengapa begitu kosong, begitu hambar dan tidak terasa sama sekali semarak Ramadhan itu. Mungkin karena pengaruh media juga yang sekarang sedang sangat sibuk meliput tentang pemilu dan yang tak kalah hebohnya adalah piala dunia. Sehingga di televisi pun serasa kurang rame tayangan-tayangan tentang Ramadhan.

Hawa di sekeliling pun terasa demikian, entah ikut terpengaruh media yang meliput tetek bengek pemilu maupun piala dunia, mungkin juga karena dalam diri seorang muslim kini memang telah luntur kerinduan pada bulan diturunkannya Al-Qur'an ini. Astaghfirullah.

Kemarin sore, sepulang dari kantor saya tiba-tiba saja memikirkan mengenai fenomena Ramadhan tahun ini. Fenomena? Ah, tidak. Seharusnya Ramadhan bukanlah fenomena semata, bukanlah sekedar tradisi grebek sahur dan acara ngabuburit di televisi yang justru telah mengaburkan makna terdalam bulan Ramadhan itu sendiri. Seharusnya ada atau tanpa media yang mengumbar iklan-iklan sirup dan sinetron 'Islami', Ramadhan tetaplah bulan suci, penuh barakah dan penuh ampunan.  Tidak pernah berkurang sedikit pun hikmah Ramadhan kendati kita tak menyambutnya dengan suka cita.

Tetapi tetap saja rindu, rindu akan semarak itu. Saya ingat waktu kecil bulan Ramadhan itu sangat istimewa bagi anak-anak seumuran kami, saya dan teman-teman sungguh dengan penuh semangat menyambut Ramadhan meskpun ketika itu puasa termasuk ibadah yang berat buat kami. Tarawih hari pertama itu kami jalani dengan senang hati, begitupun hari-hari berikutnya, adalah bulan istimewa ala anak SD. Padahal seumuran itu, entah kami paham atau tidak makna terdalam yang terkandung di dalam bulan itu. Tetapi, kenangan Ramadhan waktu kecil itu sungguh terasa manis jika dibandingkan dengan hari ini.

Marhaban Yaa Ramadhan
Engkau tetap aku rindukan

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan
Mari Perbanyak Ibadah-ibadah Sunnah lainnya
Mari Fastabiqul Khairat

Mohon Maaf Lahir dan Batin Yaaa :)


Jumat, 20 Juni 2014

Underestimate

Hal yang paling menyakitkan adalah selalu di-underestimate-kan oleh orang lain.
Meskipun kita bisa prove and show to them, kemudian mereka sadar kalau kita tidak sedangkal itu.
Tetapi kata-kata pertama yang mereka ucapkan itu sungguh menyakitkan, membekas di hati dan tak kan hilang lagi. Sakiiiiittt rasanya.
Betapa 'mengerikannya'  first impression itu.
Ia bisa sangat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, mempengaruhi mental seseorang dan mempengaruhi cara bersikap seseorang kedepannya.

Amit-amit, jaga lisan! jaga lisan! 
Ngeri kan kalau salah-salah ngomong malah bisa membuat orang lain jadi kenapa-kenapa?
Na'udzubillah!
Ya Allah, berilah aku kekuatan untuk menjaga lisanku.
Berikanlah aku kemudahan untuk bertutur kata yang lemah lembut.

Rabu, 18 Juni 2014

Hidup itu keras bung!
Kau harus berjuang sekuat tenaga untuk bertahan
Tak kan bisa kau capai impian
Jika kau hanya bermalas-malasan

Bangkitlah!
Jangan kau ingin menjadi pasir di pantai
Tapi jadilah jarum ditumpukan jerami
Jadilah berbeda, jadilah sesuatu yang sulit ditemukan, namun sangat bermanfaat bagi banyak orang
Tetaplah seperti batu karang ditengah hempasan gelombang dalam menggapai impianmu

Dan jangan lupa tujuanmu dilahirkan ke dunia ini
Yaitu, Hidup untuk mati!

Kamis, 22 Mei 2014

May Ceria

Hi...
Tumben banget ini saya lama meninggalkan blog. hehe. Karena lagi padat jadwal jadi jarang banget bisa intip-intip apalagi posting-posting diblog. Karena lama ga posting ide-ide yang akan dijadikan tulisan pun jadi lama mikirnya. Dari pada kelamaan mikir terus malah ga posting lagi ya mending posting aja walaupun ga penting kayak gini. Hehe.

Jadi ya di bulan Mei ini produktivitas saya cukup meningkat. *cieee..hahaha... selain itu di bulan Mei ini tanggal merah bertebaran dimana-mana. Cerah ceria banget deh bulan Mei ini. Dan pastinya yang suntuk dengan rutinitas kantor sudah ambil ancang-ancang buat cuti nih, iya kan? Ketauan!

Ayo dong share, pada liburan kemana nih? atau ada yang udah liburan duluan di tanggal merah sebelumnya? atau pada cuti massal akhir Mei ini?
Saran saya sih buat perusahaan mending akhir bulan ini diliburkan saja, atau bagi pemerintah anggap aja libur nasional, toh akhirnya karyawan yang masuk juga pasti sedikit karena pada kompakan cuti massal. :p

Ah, tau deh mau nulis apa lagi. Garing ya? Gini nih kalau yang udah lamaga posting. Jadi kagok gitu mau nulis-nulis lagi. Dan memang sebaiknya dilakukan secara continue sih hingga jadi sebuah kebiasaan baik untuk berbagi dalam postingan.

Udah yah, saya kagok ni, ga ngerti mau bilang apa lagi.
Happy long long long long weekend semuaaahh. :) :) :)


Kamis, 08 Mei 2014

Aku belum bisa menikmatinya
Belum?
Entahlah
Mungkin juga tidak akan pernah

Senin, 28 April 2014

Saya Mau Seperti Kopi

Seorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, barulah dia tahu karakter asli sang suami keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dll.

Wanita muda itu berharap orang tuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih.

Sang ibu pun memasukkan 3 benda kedalam air mendidih tersebut, pertama beliau masukkan wortel, lantas masukkan telur dan yang terakhir, beliau memasukkan kopi.

Setelah menunggu beberapa saat, Sang Ibu mengangkat ke - 3 benda tersebut, dan diletakkan dalam masing-masing sebuah wadah. Hasilnya: wortel yang keras menjadi lunak, telur yang mudah pecah menjadi keras, dan kopi menghasilkan aroma yang harum.

Lalu sang ibu menjelaskan: "Nak... masalah dalam hidup itu bagaikan air mendidih". Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampak-nya".

Kita bisa menjadi :
1. Lembek seperti wortel.
2. Mengeras seperti telur.
3. Atau harum seperti kopi.

Wortel dan telur tidak mempengaruhi air... Mereka malah berubah oleh air. Sementara kopi malah merubah air dan membuatnya menjadi harum.

Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja, tapi apakah kita dapat tetap bersyukur saat kita ditimpa masalah?

Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang.
* Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri.
* Ada yang mengeras, marah dan menyalahkan pihak lain.
* Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan bijaksana.

Itu semua tergantung pilihan kita sendiri bagaimana kita merespon sebuah permasalahan.

Repost from www.sekolahpernikahan.com by Phia


Anda mau jadi seperti apa?
Kalau saya, kopi. :)


Senin, 21 April 2014

My Silver Year

Setelah tadi nggak sengaja baca postingan disalah satu blog, saya baru sadar, kalo tahun ini usia saya sudah menginjak 25 tahun! Kalau biasanya orang merayakan ulang tahun peraknya diumur seperempat abad ini.

Saya, sama sekali tak menginginkan perayaan-perayaan ulang tahun seperti itu. Tetapi saya menginginkan sesuatu yang berbeda di tahun perak ini, saya ingin ada 'hadiah' spesial dari Allah untuk saya. Hadiah bukan berarti diberikan secara cuma-cuma, tetapi tetap harus usaha. Semoga saja mimpi-mimpi saya mulai dari impian yang kecil hingga impian besar saya bisa saya wujudkan satu per satu di tahun ini, sehingga membuat tahun perak ini lebih berkesan dan istimewa. Aamiin.

Sebenarnya saya sedikit menyesal juga kenapa saya terlambat menyadari bahwa 25 tahun itu sungguh berarti untuk dikenang. Sehingga sudah menginjak bulan keempat ditahun ini pun saya belum bisa mewujudkan impian berarti untuk saya. Belum banyak perubahan-perubahan besar yang saya lakukan dan belum banyak keputusan-keputusan besar yang saya ambil untuk hidup saya kedepannya.

4 months to go! semoga masih memiliki cukup waktu untuk berusaha semaksimal mungkin mewujudkan mimpi. Saya ingin sesuatu yang berbeda dan spesial di tahun ini. :)

Read a Book



The MORE that you READ
The more THINGS you will KNOW
The MORE you LEARN
The more PLACES you'll GO

~Dr.Seuss~

-------------------------------------------------------------

I really love reading books and also love to go to the bookstore, books is my favorite things.
But lately i feel difficult to have time with my books, i started reading books rarely. :(
After read this article "Door Duisternis tot Licht" i'm excited again with books.
Books is our window to the world,  find great books and get inspired!

Kamis, 17 April 2014

Cerita Malam Ini

Siapapun pasti akan menyambut malam ini dengan riang gembira. Ya, jalanan Jakarta sore ini adalah buktinya. Ia riang dengan nyanyian khas yang saling bersahut-sahutan. Ia gembira dengan kerlap-kerlip lampunya.

Semua orang hendak buru-buru pulang kantor dan semua orang ingin berpacu menuju pintu gerbang tempat wisata. Ugh, tol arah puncak pasti sudah dirayapi oleh ribuan roda berjalan itu. Begitu juga tol arah Bandung.

Dan saya juga berjuang menerjang ganasnya kemacetan ibu kota bersama kuda besi beroda dua menuju stasiun kereta. Terima kasih kepada abang ojek yang baik hati karena rela mengantarkan saya dibanding dua pelanggan lainnya untuk bermacet-macet ria ditengah ibu kota.

Akhirnya sekarang saya sudah duduk manis dikursi kereta. Memulai perjalanan yang cukup panjang ke kota wisata. Bertemu kawan, lalu saya teringat sesuatu.
Tentang keinginan terpendam itu...

Tunggulah, jika sudah cukup uang disaku. Maka akan saya lontarkan lagi peluru itu. Mendalami dunia nyata yang terabadi dalam sebuah kamera.

Selamat malam, selamat berakhir pekan. :)

Kalau Bukan Saya, Siapa Lagi?

Kita pasti punya segudang cita-cita dan impian, kan? 
Kita pasti punya keinginan untuk ini itu kan?
Pasti! Saya pun begitu.

Saya punya banyak sekali cita-cita, impian, keinginan dan harapan. Namun, seringkali saya lengah, seringkali saya terlalu mengharapkan orang lain diluar diri saya sendiri untuk menggapai cita-cita, mewujudkan mimpi, serta memenuhi keinginan dan harapan saya. Padahal untuk bisa mendapatkan itu semua saya sendirilah yang seharusnya berusaha sekuat tenaga, kemudian kepada Allah sajalah hendaknya saya berharap (bertawakal).

Kadang kala saya juga masih mencampur-adukkan antara kepentingan impian saya dengan pertolongan-pertolongan yang tak pasti dari orang lain. Padahal ini kan impian saya? Yang tahu dan peduli betul ya hanya saya seorang lah, dan yang bertanggung jawab atas proses yang saya lalui untuk mewujudkan impian ini hanya saya jugalah. Orang lain mana dia peduli? Dia saja sudah sibuk dengan impiannya sendiri, kan?

Yah, meskipun dalam proses mencapai impian itu kita pasti tidak bisa benar-benar seorang diri, karena kita kan makhluk sosial jadi kita tentunya masih membutuhkan bantuan orang lain. Namun bantuan disini bukanlah berarti kita bisa 'menggantungkan' harapan pada bantuan orang tersebut.

Misalnya saja, ketika kita akan menghadapi sidang ujian tugas akhir, coba kita perhatikan siapa saja yang terlibat. Ada dosen pembimbing, dosen penguji, admin jurusan yang mengurusi jadwal sidang kita, bahkan profesi tukang fotokopi pun ikut membantu kita dalam hal ini. Tapi apa benar kita bisa mengharapkan tukang fotokopi untuk mewujudkan sidang kita? tentu saja tidak! Karena dia tidak tahu menahu soal materi ujian kita. Tetapi dia merupakan salah satu elemen penting yang ketika kita sendiri tidak mendatanginya untuk memfotokopi materi ujian kita, maka tentunya dia tidak akan bergerak dan  bekerja untuk memfotokopi materi kita begitu saja bukan? Mengerti dengan analogi ini? *Maaf bagi yang gagal paham sama bahasa saya yang amburadul. :D Kira-kira begitulah.

Akhirnya saya juga memahami, ketika kita menginginkan sesuatu ya kita lah yang harus bergerak dan berjuang untuk itu, bukan orang lain! Bahkan ketika kita mengharapkan orang lain untuk berubah ya kita jugalah yang harus begerak agar orang tersebut tergerak untuk mau berubah. Misalnya, memberi teladan tentang perubahan yang kita inginkan dan lain sebagainya. Bukan hanya berharap dan menunggu perubahan. Apalagi sampai menyalahkan orang tersebut karena dia tidak berubah. :)

Prinsipnya kita yang inginkan sesuatu ya kitalah yang berusaha untuk itu.

Maka, jadilah kuat! Untuk diri sendiri dan orang lain. :)


Fix You - Coldplay




"Fix You"

When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down your face
And I...

Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face
And I...

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

---------------------------------------------------------------------

I will try to fix you,
let's grow up together.

Senin, 14 April 2014

We'll never know what happens in the futurejust do the best for now.

Jumat, 11 April 2014

Apa Rasanya

Apa rasanya menjadi orang yang tak diinginkan?
Entahlah...
Dahulunya sangat diinginkan, seiring berjalannya waktu, tajamnya kerikil yang ditapaki, kencangnya angin yang menerpa membuatnya tak lagi seperti dahulu ketika ia begitu diinginkan.
Sekarang?
Semuanya telah perlahan mati sunyi di dalam hatinya.

Ia semakin buruk tampaknya.
Semakin tak terarah dan terombang-ambing ditengah samudera luas.
Ia merasa semua orang ingin mencampakkannya, tetapi orang-orang itu pun sepertinya tak tega.
Ia ingin pergi dan berlari kencang, tetapi tak ingin juga pergi begitu saja.
Tak ingin pergi sebagai orang yang terbuang.

Ia ingin pergi dengan meninggalkan jejak disini.
Ia ingin pergi dengan menghapus keburukan yang pernah dilakukannya.
Ia ingin pergi dan berpisah baik-baik.
Ia ingin pergi secara terhormat.

Rabu, 02 April 2014

Yang saya tahu adalah bekerja dengan benar, bekerja dengan jujur, bekerja semaksimal mungkin dalam kondisi apapun.

Tidak berdusta untuk mendesak orang, tidak serta-merta menumpah-ruahkan emosi, dan tidak berbicara kasar.

Walaupun kadang bisa terjadi pembiacaraan lain di depan lain di belakang saya, saya percaya jika apa yang saya lakukan adalah benar, maka ada Sang Maha Tahu dan  Maha Adil yang akan menolong saya.

Janganlah sekali-kali mencoba mendustai nurani, karena tidak ada yang luput dari penglihatan-Nya.

Jadi orang baik itu tidak mudah dan tidak pula sulit. Tergantung keyakinan kita saja.

Live your life!

Selasa, 01 April 2014

Si Pelayan Publik

Tau nggak sih, dulu itu saya ingin sekali bisa bekerja sambil membantu banyak orang. Bahkan sempat terpikir untuk menjadi pelayan publik, entahlah dalam bentuk apa kerjaan itu ketika itu belum terbayang dibenak saya. Sepertinya menyenangkan, karena selain dapat membantu atau meringankan beban kesulitan orang-orang jika ikhlas menjalankan maka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Ya, karena memang cita-cita saya adalah menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya, dan juga hewan, tumbuhan serta lingkungan yang ada disekitar saya. Khoirunnas anfa'uhum linnas, adalah motto hidup yang saya pegang erat-erat.

Bahkan sekarang ini Alhamdulillahnya saya juga diberikan kesempatan oleh Allah untuk bekerja sekaligus membantu banyak orang. Menyenangkan! Namun, untuk berbuat kebaikan pasti selalu saja ada halangan dan rintangan bahkan godaan syaithon yang membuat kita malas membantu, uring-uringan, tidak ikhlas mengerjakannya, bahkan kemudian merasa trauma dan tidak ingin lagi untuk menjadi 'pelayan publik' tersebut.


Seperti sekarang ini yang saya alami, *curhat. Awalnya saya merasa sangat senang karena dapat membantu banyak orang yang artinya saya bisa dibilang bermanfaat bagi orang lainnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, namanya juga pelayan publik, muncullah berbagai macam komplain-komplain. Wajar sih menurut saya, karena tugas saya adalah mengatasi masalah jadi wajar jika seseorang mengadukan masalahnya kepada saya. Waktu terus berjalaan hingga akhirnya komplain demi komplain terus berdatangan hingga dimarahi pun sudah menjadi makanan, saya tentu saja terus mengevaluasi diri. Mungkinkah kinerja saya kurang? atau lain sebagainya. Tugas saya ini tidak hanya bisa langsung saya tangani sendiri saja pada beberapa permasalahan saya pun harus melibatkan orang lain untuk mengatasi masalah itu. Disinilah yang menurut saya menjadi kuncinya. Saya bukanlah orang super tegaan yang bisa marah-marah seenaknya, langsung menegur seenaknya tanpa melihat duduk permasalahan terlebih dahulu, saya tidak bisa menjadi manusia yang seperti itu. Tetapi saya lebih sering mempelajari sebab-akibat yang melatarbelakanginya. Sehingga mungkin orang-orang menganggap saya remeh, sepele, bisa dipermainkan dan sebagainya. Sifat saya yang seperti inilah yang mungkin dimanfaatkan orang-orang untuk bisa 'santai' dihadapan saya. Dan mungkin sifat ini juga yang dimanfaatkan para komplainer untuk menekan saya. Haha. Apalah itu ya. :p


Tetapi memang begitulah kenyataannya, untuk menjadi seorang pelayan publik itu tidaklah mudah, untuk berbuat baik pun tidaklah mudah, harus benar-benar mempunyai kesabaran yang tak terhingga, harus bisa berkomunikasi dengan baik, harus bisa beramah-tamah dan berbuat baik dengan ikhlas dan senyuman manis, dan seketika itu juga harus bisa menjadi manusia super garang. Ah, poin yang terakhir ini sedikit sulit buat saya. :(


Oiya, satu lagi ini hanya sharing pendapat saya saja sih. Kalau saya perhatikan mental orang sekarang adalah mental komplainer. Gimana enggak, kesalahan sedikit saja, misal salah menaruh ember langsung pada protes pada komplain, apa ya nggak bisa nyari dulu? Ckckcckk. Kemudian kasus yang pernah saya hadapi, baru melakukan keteledoran satu kali saja langsung dikomplain, padahal tidak tau alasannya teledor apa, bisa jadi karena sedang terburu-buru, tidak fokus karena anak dirumah sakit, dan sebagainya. Intinya dikit-dikit protes, dikit-dikit komplain, tanpa mencari tau dulu latar belakangnya dan tanpa mencoba untuk memaklumi keteledoran yang baru satu kali terjadi. Kalo begini terus, ya kapan negara kita maju? wong masyarakatnya yang bisa dibilang sudah berpendidikan tinggi karena kerja dikantoran mentalnya mental komplainer. Mbok yo punya mental solusioner gitu? :D

Hai April

Apriiillll, already April today!
Saya tidak akan bilang "april mop" seperti sebagian besar orang ketika memasuki tanggal 1 April, karena memang tidak sesuai dan sepaham dengan ajaran agama yang saya anut. :)

Bagaimana longweekend menghabiskan bulan Maret bagi kalian semua? Menyenangkan?
Walaupun saya tidak berlibur kemana-mana selama longweekend ini tetapi liburan saya di rumah cukup menyenangkan, setidaknya saya tidak menikmati macet berkepanjangan. Haha.
Menyedihkan memang ketika longweekend hanya dihabiskan dijalanan bermacet-macet ria, belum lagi tempat wisata yang dituju juga sudah banjir manusia yang  juga ingin merasakan yang sama dengan kita. Pffff, tadinya pengen liat yang ijo-ijo dipuncak eh malah liat warna-warni baju manusia disana. Hehe. Mungkin bagi warga Jakarta dan sekitarnya disarankan mencari alternatif tempat liburan selain puncak / bandung. Masih banyak lho tempat wisata menarik lainnya disekitaran Jakarta dan Jawa Barat yang mungkin belum dijelajahi. :D

So back to topic, gimana kita menyambut dan menjalani bulan April ini?

Lagi dan lagi saya pasti akan bilang time is running so fast!
Kayaknya tuh baru kemaren memasuki tahun baru 2014, eh masak udah abis aja tiga bulannya?
Rasanya masih banyak banget yang belum bisa saya lakukan, masih banyak banget kesempatan-kesempatan kebaikan yang saya lewatkan, dan masih banyak banget yang harus diubah dalam diri saya. :(

Saya tidak mau terlena begitu lama, dengan 'memaklumi' kondisi diri dan hati. Karena semakin lama kita terpuruk ke dalam lubang dalam, semakin sulit bagi kita untuk bangkit mencapai permukaan lagi, bahkan mungkin kita sudah merasakan 'kenyamanan' di dalam lubang itu? Huufff no..no..no.. saya tidak mau hal itu terjadi dalam kehidupan saya lagi.

Sebenarnya yang dibutuhkan adalah niat yang ikhlas, kebulatan tekad dan kemampuan diri untuk tetap istiqamah. Yuk! BISMILLAH

Senin, 24 Maret 2014

In Traveling Mood


Now, i'm in traveling mood. 
Just wanna share some photos of my adventures, coz i really missing that moments so much.
Enjoy it! 
And go for it!

------------------------------------------------------------------------------------------


Morning view in Kute Beach, Lombok, Indonesia.
I'v been there on November, 2012.



The famous island in Lombok, Gili Trawangan.
Love this gili so much, very peaceful place that i've ever visited (*note: in the morning).




 My first step to the moon on May, 2012. Yeah, i said it to the moon coz this is so high high and high, 
2400 masl.
Almost touch the roof of java.
Yes, Ranukumbolo in mt. Semeru , East Java, Indonesia.



Dock of Tanjung Lesung beach, Banten, Indonesia.
On April, 2013.



I called it heaven!
No words can describe it.
Absolutely perfect.
In the first line is Batok mountain, then mountain was erupting is bromo, and the top of Semeru from afar.
View from Bromo, Tengger, Semeru, National Park, East Java, Indonesia.
On May, 2011.




Drini beach, Gunung Kidul, Yogyakarta, Indonesia.
On January, 2013.



Siung beach, Gunung Kidul, Yogyakarta, Indonesia.
I'll go there with my best friend in crime, we made ​​a big issue Kkkekekekkk.
On October, 2011.

And....
the last from 2014 is...


Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung, West Java, Indonesia.
Try 'something' new in west java.

---------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 19 Maret 2014

Kehidupan itu memang kejam
Mengubah yang ada menjadi tiada, dan sebaliknya
Mengubah suka menjadi duka, dan sebaliknya
Mengubah kaya menjadi miskin, dan sebaliknya
Mengubah cinta menjadi benci, dan sebaliknya
Mengubah jauh menjadi dekat, dan sebaliknya
Mengubah kuat menjadi lemah, dan sebaliknya

Yang kita perlukan adalah kekuatan jiwa, dan hati yang luas seluas samudera dalam menerimanya.
Semoga Allah takdirkan yang terbaik bagi kita.

Selasa, 18 Maret 2014

Ya Allah...
Aku kangen mama papa
Pengen ketemu mama papa
Pengen tiap hari ketemu berbakti kepada mereka

Ya Allah...
Jagalah mereka disaat aku jauh dan tak dapat menjaganya
Lindungi, kasihi dan sayangi mereka ya Allah

Keluar... Enggak... ?

Hi there, hari ini tepat satu tahun saya berjuang hidup di perusahaan ini. Yey! Antara seneng, sedih dan bingung. Seneng sih udah satu tahun berhasil melewati lika-liku kehidupan kantor yang kadang membosankan sekaligus mengasyikkan. Sedih juga karena feels like no progress dalam hal ini tugas utama saya berada di perusahaan ini. Dan bingung? yah karena bingung bagaimana melanjutkan kehidupan setelah satu tahun disini, mau keluar tapi tugas utama belum kelar, nggak keluar juga makin bingung di dalam sini karena nasib 'nggak jelas'. Sebenarnya yaah... sebenarnya pengeeeeennn banget segera keluar dari sini, tapi apa daya tugas utama satupun belum selesai dan mau keluar juga kemana? hahaha, ngenes nek iki. Maksudnya mau keluar juga belum masukin lamaran lagi ke perusahaan-perusahaan dan belum prepare juga buat lanjut kuliah. huuuffff :( But, i'm happy with that and always feel grateful, karena disetiap detik yang kita lalui, disetiap kesempatan yang kita ambil selalu dan selalu ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik.

Jadi sekarang? ya 'terpaksa' untuk tetap berdiri kokoh, berjalan cepat dan berlari kencang untuk terus berada di jalan ini dulu,  for a while, ya  for a while.



Rabu, 12 Maret 2014

Stuck Stress and Boring

Dear,

Akhir-akhir ini saya memang merasakan sesuatu yaaaannnggg... entahlah, mentok rasanya otak ini.
Mentok untuk berpikir, nggak bisa mikir dengan tenang. Kalo biasanya dikost, untuk mengerjakan sesuatu yang menguras pikiran dan tenaga saya bisa bertapa berhari-hari tanpa berinteraksi dengan satu pun orang kecuali dengan penjual makanan ketika saya membeli makan.

Tetapi sekarang rasanya sulit mempunyai 'me time' untuk memikirkan strategi memecahkan masalah ini, belum lagi kalau mau eksperimen, saya yang masih megap-megap ini dalam dunia perelektronikaan sungguh membutuhkan waktu sendirian untuk berpikir. Maka muncul kembali ide saya untuk mempunyai sebuah laboratorium pribadi, dimana saya bisa tenang dan leluasa mengerjakan eksperimen saya sendirian tanpa terganggu hilir-mudik orang-orang dan campur-aduk dengan perasaan antah-berantah yang ikut melibatkan emosi.

Huff huff hufff... pokonya kalo bikin rumah saya harus menyediakan space khusus untuk laboratorium pribadi seperti cita-cita saya ketika SMP dulu!

So, what should i do now? Gimana nih caranya biar bisa tetap fokus dan bisa berpikir ditengah keramaian seperti ini? Karena kalo nunggu labnya jadi itu kelamaan! keburu dipecat saya, hahaha. Any suggestion?

Jumat, 07 Maret 2014

Eksploitasi Wanita

Dulu wanita yang diexploitasi.
Sekarang wanita yang mengeksploitasi dirinya sendiri.
iki piye toh? dunia macam apa?

Wanita itu sebenarnya tidak bodoh, hanya saja di era modern ini mereka lebih suka terlihat bodoh. Karena bodoh itu bikin tenar! Ya nggak?

Entahlah sering sekali saya heran dengan kebanyakan wanita yang mau-maunya dieksploitasi apalagi mengeksploitasi dirinya sendiri.

Marah! Siapa yang tidak marah?
Mungkin hanya saya saja yang marah, tetapi tidak dengan para lelaki yang "sangat menikmati" ini.

Sekarang mari kita lihat, berapa banyak sih iklan yang tidak menampilkan kaum hawa?
Coba deh dihitung! mungkin hanya satu, dua jari kita yang mengacung.
Bahkan iklan-iklan spare part mobil motor juga tak jarang memamerkan paha-dada wanita.
Iklan rokok, iklan parfum lelaki, iklan bahan bangunan, iklan apalagi? Masih banyak! Yang nggak nyambung-nyambungnya sama wanita tetapi memamerkan (sekali lagi) paha-dada wanita.
Bahkan sekarang ini paha-dada wanita itu lebih murah dari pada paha-dada ayam. Gratis!! Seliweran dimana-mana. #so sad :(

Kamis, 06 Maret 2014

Nasihat Imam Ghazali


Pada suatu ketika, Imam Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya.
Ketika murid-muridnya sudah terkumpul. Imam Ghazali memberikan suatu pertanyaan. “Apa yang Paling DEKAT?”. Para murid ada yang menjawab keluarga, istri, sanak saudara, dan kerabat. Imam Ghazali membenarkan hal itu. “yang paling dekat adalah KEMATIAN” jawab Imam Ghazali. Dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa setiap yang bernyawa pasti merasakan MATI. Jadi yang namanya mati sudah menjadi suatu hal yang pasti dan dekat sehingga tidak bisa ditolak lagi

Pertanyaan berikutnya “Apa yang paling JAUH?”. Para murid Imam Ghazali ada yang menjawab langit, china, negeri seberang, dsb. Imam Ghazali membenarkan hal tersebut sehingga beliau mengucapkan “yang paling jauh itu adalah MASA LALU“. Begitu banyak hal yang sudah terlewati. Dari semenjak kita lahir di dunia, hingga dewasa saat ini. Begitu banyak pula suatu kejadian dan pengalaman yang kita alami. Hal itu tidaklah mungkin akan kita rasakan kembali atau kita ulangi lagi. Maka dari itu, masa lalu merupakan sesuatu yang  sangat jauh sehingga sangat sulit kita untuk gapai lagi.

Berikutnya Imam Ghazali bertanya lagi, “Apa yang paling BESAR?”. Para murid ada yang menjawab gajah, atau binatang-binatang besar lainnya. Imam Ghazali membenarkan kembali jawab para muridnya sambil mengucapkan, “yang paling besar adalah NAFSU“. Ada yang menuhankan nafsunya hingga tidak malu lagi untuk berbuat yang dikatakannya benar padahal jika diteliti lagi malah salah dan hampir dikatakan benar-benar melenceng dari kebenaran. Rasulullah SAW pernah bersabda yang intinya bahwa Jihad sekarang adalah melawan hawa nafsu. Begitu besarnya hingga melawan nafsu dikatakan sebagai jihad. Dengan nafsu ini pun kita bisa melupakan Tuhan kita.

Selanjutnya Imam Ghazali memberikan pertanyaan kembali kepada murid-muridnya. “Apa yang paling BERAT?”. Ada yang menjawab Gunung, Bukit, dan lain sebagainya,  “yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH“. Amanah atau tanggung jawab harus kita tunaikan sesuai dengan porsi dan kadarnya, sehingga tidak ada yang merasa terdzhalimi karena salah memperlakukan amanah. Bila tidak berhati-hati terhadap amanah yang telah diberikan, kemungkinan besar kita tidak lagi menjadi muslim yang bisa dipercaya. Apalagi amanah ini akan dipertanggungjawabkan kepada Allah nanti di Yaumul Mizan. Sehingga memegang amanah sangat berat dibanding dengan memikul gunung bila kita tidak benar-benar menunaikannya dengan pas.

Apa yang paling RINGAN?”, tanya Imam Ghazali lagi kepada murid-muridnya. Murid-muridnya ada yang menjawab kapas, dan lain-lain. Imam Ghazali lagi-lagi membenarkan ucapan para muridnya. “yang paling ringan adalah MENINGGALKAN SHALAT“. Iya, bila kita lihat keadaan sekarang. Umat muslim di Indonesia khususnya. Kita bisa melihat fenomena Islam KTP, Islam yang tercantum di KTP saja tapi pengamalan ibadahnya tidak ada sama sekali, seperti shalat atau mengaji. Bahkan ada yang dengan mudahnya menggampakan shalat. dan sampai-sampai banyak pula yang meninggalkan shalat. Fenomena inilah yang memang pantas kita sebut sesuatu yang ringan.

Pertanyaan terkahir yang dilontarkan Imam Ghazali untuk murid-muridnya adalah “Apa yang paling TAJAM?”. Para murid menjawab Pisau, Pedang, dan alat potong lainnya. Imam Ghazali membenarkan hal tersebut. Imam Ghazali berkata “yang paling tajam adalah LISAN“. Lisan bisa menusuk hati saudara-saudara kita, tanpa kita niati dan sadari. Lisan ini lebih tajam dari pedang, hasil tusukannya tidak dengan mudah kita obati. Bila pedang menusuk orang bisa disembuhkan dengan obat-obatan. Tapi bila hati sudah tertusuk oleh lisan, maka sangat susah dan sulit untuk diobati. Bisa diobati pun terkadang cukup lama dan masih teringat ucapan-ucapan yang menyakitkan. Untuk itu kita patut menjaga Lisan ini yang lebih tajam dari pisau atau pedang.

Selasa, 04 Maret 2014

Nyastra

Aku heran deh gimana caranya orang-orang bisa bikin tulisan yang 'nyastra' banget gitu. Seringkali mereka menggunakan perumpamaan-perumpaan yang tak jarang membuatku kebingungan mengartikan dan memaknainya. Kadang-kadang tulisannya terlalui puitis dan bersajak-sajak. Ketika aku membaca tulisan itu sekilas memang sangat bagus pemilihan katanya dan seringkali ditengah jalan aku bengong dan mengulang-ulang kembali membaca tulisan mencari makna tersirat di dalamnya. Kayaknya aku nggak 'nyeni' banget emang. Hohho.


Gimana ya caranya mereka bisa berpikir kemudian merangkai kata-kata indah yang sulit kumengerti maknanya itu? Pengen banget deh sekali-kali bisa nulis kayak begitu. >,<


#curcol disiang bolong

8 Nasihat Umar bin Khattab

 1. barang siapa meninggalkan ucapan yang tidak perlu,maka dia akan diberi hikmah
2. barang siapa meninggalkan penglihatan yang tidak perlu, maka dia akan diberi kekhusyu’kan dalam hati.
3. barang siapa meninggalkan makan yang berlebihan,maka dia diberi kenikmatan beribadah.
4. barang siapa meninggalkan tertawa yang berlebihan,maka dia akan diberi kewibawaan.
5. barang siapa meninggalkan humor, maka dia akan diberi kehormatan.
6. barang siapa meninggalkan cinta duniawi,maka dia akan diberi kecintaan kepada akhirat.
7. barang siapa meninggalkan perhatiannya kepada aib orang lain,maka dia akan diberi kemampuan untuk memperbaiki aibnya sendiri.
8. barang siapa meninggalkan penelitian tentang bagaimana wujud ALLAH,maka dia akan terhindar dari nifaq,marilah kita berdoa, bermunajat kepada ALLAH.


Semoga ALLAH mengampuni kita,dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu.